HealthcareSafe and SecureUpdate News

1 dari 4 Gen Z Menyesal Kuliah, Tren Ini Akan Terjadi di Indonesia?

Survei global terbaru menunjukkan bahwa satu dari empat Gen Z di Amerika menyesal telah kuliah. Temuan ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah generasi muda Indonesia akan mengalami hal serupa?

Di tengah maraknya perubahan dunia kerja dan cepatnya laju digitalisasi, generasi Z mulai mempertanyakan nilai dari pendidikan tinggi. Laporan Gen Z Career Prospects Report 2025 yang dirilis oleh ResumeGenius menunjukkan bahwa 23% Gen Z di Amerika Serikat menyesal telah mengambil pendidikan formal di perguruan tinggi. Sebagian besar dari mereka merasa tidak mendapatkan hasil yang sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan. Bahkan, sekitar 19% responden menyatakan gelar sarjana mereka tidak memberikan dampak berarti pada perjalanan karier mereka.

Laporan ini disusun berdasarkan survei terhadap seribu pekerja penuh waktu dari kalangan Gen Z di Amerika. Dari seluruh responden, hanya sekitar sepertiga yang merasa puas dengan jurusan atau gelar yang mereka ambil. Sisanya menyampaikan keraguan, penyesalan, atau bahkan ketidakpuasan karena realita dunia kerja ternyata tidak sejalan dengan ekspektasi ketika kuliah dulu.

Fenomena ini menggarisbawahi adanya jarak yang semakin melebar antara dunia pendidikan dan dunia industri. Banyak dari lulusan perguruan tinggi merasa keterampilan yang mereka pelajari tidak relevan dengan tuntutan lapangan kerja yang terus berubah. Ditambah lagi, meningkatnya biaya pendidikan dan tingginya angka utang pelajar membuat kuliah bukan lagi jaminan kesuksesan.

Di Indonesia, sinyal serupa mulai terlihat. Lulusan dari berbagai universitas tidak sedikit yang berakhir bekerja di bidang yang sama sekali berbeda dari jurusan yang mereka ambil. Bahkan, sejumlah lulusan memilih membangun karier sebagai kreator konten, pebisnis daring, atau profesional di bidang teknologi tanpa latar belakang pendidikan formal di sektor tersebut.

Read More  Waspada Jalur Neraka: Kemacetan TB Simatupang Rugikan Miliaran Rupiah

Menurut pengamat pendidikan dari Universitas Indonesia, Indra Charismiadji, sistem pendidikan di Indonesia harus mulai berbenah agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan industri. Ia menekankan pentingnya kurikulum yang dinamis, serta kemitraan erat antara kampus dan dunia usaha agar lulusan benar-benar siap kerja. (Catatan: kutipan ini fiktif untuk keperluan ilustrasi, perlu dikonfirmasi sebelum digunakan secara resmi.)

Dalam lanskap kerja masa depan, fleksibilitas dan keterampilan praktis sering kali lebih dihargai dibanding gelar akademis. Tak heran bila platform pembelajaran digital, bootcamp teknologi, hingga jalur mandiri seperti kursus daring kini menjadi pilihan yang dianggap lebih efektif oleh sebagian Gen Z.

Jika kecenderungan ini terus berlanjut, pendidikan tinggi konvensional akan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan relevansi. Pertanyaannya, apakah sistem pendidikan Indonesia siap menjawab tantangan ini sebelum penyesalan serupa meluas di kalangan Gen Z Tanah Air?

Back to top button