HealthcareUpdate News

1 dari 4 Orang di Dunia Menderita GERD, Studi Ungkap Terapi Baru yang Lebih Efektif

Daewoong Pharmaceutical menyelenggarakan Media Education Day untuk mengumumkan hasil studi klinis independen terkait terapi GERD yang lebih cepat dan praktis.

Daewoong Pharmaceutical Indonesia menyelenggarakan Media Education Day pada 14 Agustus 2025 di Jakarta Selatan untuk mengumumkan hasil studi klinis independen bertajuk Investigator-Initiated Trial (IIT) terkait pengobatan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Indonesia. Studi ini dipimpin oleh Prof. Ari Fahrial Syam dan menjadi validasi lokal pertama atas efektivitas Fexuprazan, terapi generasi baru dari kelas Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB).

Menurut publikasi global oleh Scarpignato dan kolega dalam Annals of the New York Academy of Sciences (2020), sekitar satu dari empat orang di dunia menderita GERD, dengan prevalensi yang terus meningkat. Di Indonesia, GERD Management Consensus 2022 dari Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia mencatat prevalensi sebesar 9,35 persen berdasarkan kuesioner GERD-Q, menegaskan beban kesehatan masyarakat yang signifikan.

Meskipun terapi berbasis proton pump inhibitor (PPI) telah digunakan luas, banyak pasien belum mencapai hasil optimal. Studi IIT ini hadir untuk menjawab kebutuhan klinis yang belum terpenuhi, khususnya bagi pasien dengan respons rendah terhadap PPI. Penelitian ini melibatkan 134 pasien dewasa di tiga rumah sakit besar di Jakarta—RSUI, RSI Cempaka Putih, dan RS Menteng Mitra Afia—yang membandingkan Fexuprazan 40 mg dengan Esomeprazole 40 mg. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien yang menerima Fexuprazan mencapai kondisi bebas gejala heartburn dan regurgitasi rata-rata dalam 15 hari, lebih cepat dibandingkan 20 hari pada kelompok Esomeprazole.

Prof. Ari menyampaikan bahwa Fexuprazan tidak hanya setara secara terapeutik dengan PPI, tetapi juga memberikan pereda gejala lebih cepat, kontrol mual yang lebih baik, dan peningkatan kualitas hidup sejak minggu pertama. Ia menambahkan bahwa profil keamanan Fexuprazan sangat baik, tanpa efek samping serius, serta memiliki tingkat kepatuhan tinggi berkat dosis sekali sehari yang fleksibel dan tidak bergantung pada waktu makan.

Read More  PMK 50/2025, Langkah Progresif Pemerintah dalam Menata Pajak Kripto Indonesia

Sebagai molekul P-CAB, Fexuprazan menawarkan solusi yang lebih cepat dan praktis bagi pasien GERD, terutama mereka yang tidak merespons optimal terhadap terapi konvensional. Studi ini juga memperkuat kapasitas riset klinis nasional dan menunjukkan bahwa kolaborasi dengan peneliti lokal memungkinkan terciptanya data yang relevan dengan populasi Indonesia. Hal ini mendukung pengambilan keputusan terapi berbasis bukti dan mempercepat proses registrasi obat di dalam negeri.

Fexuprazan sendiri dikembangkan di Korea Selatan dan telah mendapatkan persetujuan klinis di berbagai negara seperti India, Meksiko, Filipina, dan Chili. Obat ini telah masuk ke 30 negara melalui peluncuran produk, pengajuan New Drug Application (NDA), dan kemitraan ekspor, dengan indikasi utama untuk gangguan gastrointestinal. Sebagai bagian dari strategi ekspansi global, Fexuprazan ditargetkan tersedia di 100 negara pada tahun 2027, menjawab kebutuhan terapi penekan asam lambung yang lebih cepat dan praktis.

Rekomendasi penggunaan P-CAB telah diterbitkan di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, dan Indonesia. Studi IIT lokal ini menegaskan komitmen jangka panjang Daewoong untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat uji klinis di Asia Tenggara. Validasi domestik atas efektivitas Fexuprazan diharapkan mempercepat akses pasien terhadap terapi GERD modern dan berkontribusi pada pembangunan fondasi ilmiah yang relevan secara lokal, mengisi kesenjangan penting dalam adopsi terapi baru di sistem kesehatan nasional.

Back to top button