80 Persen Lansia Masih Bergantung pada Anak, Begini Cara Mempersiapkan Keuangan di Hari Tua
Kementerian Keuangan mengungkap fakta bahwa sebagian besar lansia di Indonesia belum mandiri secara finansial. Sebanyak 80 persen biaya hidup mereka masih ditopang oleh anak atau keluarga.
Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat Indonesia belum memiliki perencanaan keuangan yang matang untuk menghadapi masa pensiun. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hanya sekitar 10â15 persen penduduk usia kerja yang memiliki jaminan pendapatan setelah pensiun, baik melalui program dana pensiun, tabungan pribadi, maupun investasi jangka panjang.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu, menjelaskan bahwa ketergantungan finansial lansia terhadap anak menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan ekonomi rumah tangga di masa depan.
âSebagian besar masyarakat belum menyiapkan dana pensiun atau investasi jangka panjang. Akibatnya, setelah tidak produktif lagi, mereka bergantung pada anak, keluarga, atau bantuan sosial,â ujarnya.
Kondisi ini diperparah oleh rendahnya literasi keuangan masyarakat. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan nasional baru mencapai 50,68 persen pada 2023, artinya separuh masyarakat belum memahami pengelolaan keuangan pribadi dengan baik.
Solusi agar Lansia Mandiri Secara Finansial
Pakar perencana keuangan, Safir Senduk, menilai perencanaan dana pensiun sebaiknya dimulai sedini mungkin.
âIdealnya, seseorang mulai menyiapkan dana pensiun sejak menerima penghasilan pertama. Jangan menunggu tua atau mendekati pensiun,â kata Safir.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan agar masa tua tetap mandiri secara ekonomi:
- Mulai investasi jangka panjang. Pilih instrumen seperti reksa dana, emas, atau saham sesuai profil risiko.
- Gunakan produk dana pensiun. Baik melalui DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) maupun program pensiun dari tempat kerja.
- Bangun sumber penghasilan pasif. Misalnya dari properti sewa, usaha kecil, atau hasil investasi.
- Kurangi gaya hidup konsumtif. Semakin besar tabungan dan aset produktif yang dimiliki, semakin kuat kemandirian finansial di hari tua.
Menurut Kemenkeu, penguatan sistem pensiun nasional juga menjadi fokus pemerintah lima tahun ke depan. Upaya ini termasuk mendorong partisipasi masyarakat dalam program pensiun mandiri serta memperluas jangkauan literasi keuangan bagi pekerja informal.
âKalau masyarakat bisa menyiapkan tabungan dan investasi sejak muda, ketergantungan ekonomi lansia pada anak akan menurun. Ini penting untuk membangun ekosistem sosial yang lebih seimbang,â tutup Febrio.



