HealthcareUpdate News

Mana Lebih Tinggi Kolesterol, Daging Sapi atau Kambing?

Perayaan Idul Adha menghadirkan hidangan daging kurban, tetapi apakah konsumsi daging sapi atau kambing lebih berdampak pada kadar kolesterol? Simak cara mengolahnya agar tetap sehat dan aman.

Idul Adha selalu identik dengan hidangan daging kurban, baik sapi maupun kambing. Namun, di balik tradisi ini, muncul kekhawatiran tentang kandungan kolesterol dalam daging yang dikonsumsi secara berlebihan selama perayaan. Banyak masyarakat bertanya-tanya, manakah yang lebih tinggi kandungan kolesterolnya, daging sapi atau kambing?

Menurut dr. Ray Rattu, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, daging sapi memiliki kandungan kolesterol lebih tinggi dibandingkan daging kambing. Berdasarkan data dari USDA Food Composition Database, dalam setiap 100 gram, daging sapi mengandung sekitar 85 mg kolesterol, sementara daging kambing hanya sekitar 57 mg kolesterol. Meskipun demikian, menurut dr. Ray, kandungan kolesterol dalam daging kurban tidak serta-merta menjadi ancaman kesehatan jika dikonsumsi dengan bijak dan dimasak dengan cara yang benar.

Daging kambing sering kali dianggap lebih berbahaya karena mitos yang menyebutkan bahwa dapat meningkatkan tekanan darah secara drastis. Padahal, secara ilmiah, kadar lemak jenuh dalam daging kambing lebih rendah dibandingkan sapi. Banyak orang justru salah dalam mengolah daging kurban, sehingga dapat meningkatkan kadar lemak dan kolesterolnya.

Ahli gizi dr. Tan Shot Yen menekankan pentingnya teknik memasak yang tepat agar daging tetap sehat dan aman dikonsumsi. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bagian daging. Daging yang lebih lean, seperti tenderloin pada sapi atau paha pada kambing, memiliki kandungan lemak lebih rendah. Pemilihan metode memasak juga berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam hidangan. Memasak dengan santan berlebihan atau menggoreng dengan minyak banyak dapat meningkatkan kadar lemak jenuh yang berisiko bagi kesehatan jantung.

Read More  Tencent Cloud dan GoTo Sukses Migrasi Data, Perkuat Kedaulatan Digital Indonesia

Direbus, dipanggang, atau ditumis ringan adalah metode yang lebih sehat dibandingkan teknik pengolahan yang menggunakan banyak minyak atau santan. Menggunakan rempah-rempah alami seperti kunyit, jahe, dan bawang putih juga dapat membantu menekan efek negatif lemak pada tubuh sekaligus memberikan cita rasa yang khas.

Selain teknik memasak, penyimpanan daging juga perlu diperhatikan agar tetap aman dikonsumsi. Daging kurban yang tidak langsung dimasak sebaiknya disimpan dalam suhu kulkas antara 0 hingga 4 derajat Celcius atau dalam freezer pada suhu -18 derajat Celcius. Penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan kontaminasi bakteri dan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan.

Konsumsi daging kurban harus diimbangi dengan makanan berserat seperti sayur dan buah. Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli membantu tubuh mengontrol kadar kolesterol, sementara buah seperti apel dan jeruk mengandung serat larut yang baik untuk sistem pencernaan. Minum air putih yang cukup juga penting untuk membantu metabolisme lemak agar tidak menumpuk dalam tubuh.

Perayaan Idul Adha tetap dapat dinikmati dengan mengolah daging kurban dengan bijak dan mengontrol porsi konsumsi. Dengan memahami kandungan kolesterol serta cara memasak yang benar, masyarakat dapat menjaga kesehatan tanpa harus mengorbankan cita rasa dalam hidangan khas Idul Adha.

Back to top button