FintalkUpdate News

Tips Frugal Living untuk Gen Z agar Bebas Masalah Finansial

Dengan gaya hidup frugal living yang bijak dan disiplin, Gen Z di Indonesia bisa menjaga stabilitas finansial, menabung lebih banyak, dan menghindari jebakan keuangan di era digital.

Di tengah tekanan gaya hidup konsumtif dan derasnya arus media sosial yang kerap menggoda pengeluaran impulsif, banyak anak muda dari generasi Z mulai mencari cara hidup yang lebih terukur. Salah satu konsep yang kini makin populer adalah frugal living, yakni gaya hidup hemat, cerdas, dan fokus pada nilai daripada gengsi. Gaya ini bukan sekadar tren, tetapi respons atas realitas ekonomi yang menuntut generasi muda lebih waspada dalam mengelola keuangan mereka.

Sebuah riset dari University of Surabaya mengungkap bahwa praktik frugal living di kalangan Gen Z Indonesia mencakup perencanaan keuangan yang disiplin, keputusan membeli berdasarkan fungsi, hingga kecenderungan memilih barang tahan lama daripada yang sekadar trendi. Anak muda yang mempraktikkan frugal living juga cenderung menghindari utang konsumtif dan lebih sadar terhadap pentingnya menabung sejak dini.

Mohammad Andoko, perencana keuangan dari Oneshildt Financial Planning, menekankan bahwa frugal living bukan berarti pelit, tetapi tahu prioritas. Menurutnya, frugal living membantu generasi muda menghindari jebakan gaya hidup berlebihan dan lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar memberi nilai jangka panjang. Ia juga menyarankan agar Gen Z mulai membiasakan membuat anggaran bulanan, melakukan evaluasi pengeluaran secara rutin, dan lebih jeli dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Sementara itu, laporan dari Bank DBS Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas Gen Z kini mulai sadar pentingnya menabung, meski belum semua konsisten. Generasi ini cenderung mengadopsi pola “reverse consumption”, yaitu kebiasaan menunda pembelian dan memilih produk berkualitas atau bahkan preloved jika lebih hemat. IDN Research Institute juga mengonfirmasi bahwa kesadaran keuangan Gen Z meningkat terutama sejak pandemi, meskipun tantangan utama mereka tetap pada godaan konsumsi digital dan media sosial.

Read More  Tren Mobil Terlaris 2025: MPV, Pikap, dan Mobil Listrik Jadi Jawara Pasar

Beberapa tren menarik bahkan muncul dari luar negeri dan ikut memengaruhi kebiasaan Gen Z Indonesia. Misalnya, tren “cash-only weekend” yang viral di TikTok, di mana anak muda menarik uang tunai untuk akhir pekan dan tidak menggunakan metode pembayaran digital agar lebih sadar terhadap pengeluaran. Ini terbukti efektif mengurangi belanja impulsif yang sering terjadi saat semua transaksi tinggal sekali klik. Praktik ini disebut oleh perencana keuangan global seperti Nadia Vanderhall sebagai salah satu langkah awal yang baik untuk membentuk kebiasaan finansial yang sehat.

Katrin Kaurov, CEO platform keuangan Frich, juga merekomendasikan agar Gen Z menjadwalkan “money date” secara berkala—momen pribadi atau bersama pasangan untuk meninjau anggaran, menyesuaikan prioritas, dan memperbaiki kesalahan pengeluaran. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menguatkan kontrol keuangan sekaligus membentuk pola pikir yang lebih dewasa dalam mengelola uang.

Dari berbagai studi dan pendapat pakar di atas, jelas bahwa frugal living dapat menjadi solusi nyata bagi Gen Z untuk menghadapi tekanan ekonomi saat ini dan di masa depan. Dengan mengubah cara pandang terhadap uang dan pengeluaran, generasi ini bisa membentuk kebiasaan keuangan yang sehat, mandiri, dan siap menghadapi tantangan finansial apa pun di masa depan.

Back to top button