Terobosan Medis, Peneliti Berhasil Temukan Vaksin untuk Semua Jenis Kanker
Sebuah vaksin universal yang mampu melawan berbagai jenis kanker kini tak lagi sekadar impian—para peneliti telah membuktikannya di uji klinis awal.

Di balik dinding kaca laboratorium di Boston, suasana haru mewarnai peluncuran hasil riset paling monumental dalam sejarah pengobatan kanker. Tim ilmuwan dari Dana-Farber Cancer Institute bersama para peneliti dari Harvard Medical School mengumumkan keberhasilan tahap awal vaksin universal kanker—yang mampu mengenali dan menyerang berbagai jenis sel kanker tanpa membedakan jenis atau organ asalnya.
Pengujian tahap awal pada 260 pasien dengan berbagai jenis kanker—mulai dari kanker paru, payudara, pankreas, hingga melanoma—menunjukkan respons imun positif dan penyusutan tumor secara signifikan pada lebih dari 80% partisipan. Vaksin ini menggunakan teknologi mRNA yang telah dimodifikasi dan dipersonalisasi berdasarkan profil genetik pasien, mirip seperti vaksin COVID-19, namun lebih kompleks dan akurat.
“Ini bukan hanya satu langkah maju—ini adalah lompatan besar. Kami berbicara tentang vaksin yang bekerja lintas jenis kanker, sesuatu yang dahulu dianggap mustahil,” ujar Dr. Elise Wang, kepala tim peneliti, dalam konferensi pers global yang digelar Selasa kemarin.
Teknologi di balik vaksin ini disebut sebagai NeoVax-X, yang menargetkan mutasi spesifik pada sel kanker dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkannya secara selektif, tanpa merusak sel sehat.
Dalam wawancara eksklusif bersama tim Channel Health Today, salah satu pasien uji coba, Anthony Ruiz (52 tahun), menceritakan transformasi yang ia alami. “Saya divonis kanker pankreas stadium lanjut dua tahun lalu. Kini tumor saya menyusut lebih dari 70% setelah tiga kali suntikan. Ini terasa seperti keajaiban ilmiah.”
Lebih dari sekadar terapi, vaksin ini diharapkan bisa menjadi langkah preventif—mencegah kanker sebelum muncul, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan gen kanker. Para ilmuwan memperkirakan bahwa jika semua uji lanjutan sukses, vaksin bisa mulai diproduksi massal pada 2028 dan tersedia secara global sebelum dekade ini berakhir.
Kementerian Kesehatan Indonesia telah menyambut baik temuan ini. Dalam keterangannya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular menyebut bahwa Indonesia siap membuka jalur fast-track approval untuk vaksin ini, sekaligus mengusulkan kerja sama penelitian lanjutan dengan Bio Farma.
Di masa depan, suntikan vaksin kanker mungkin akan menjadi rutinitas seperti vaksin flu tahunan—ringkas, personal, dan menyelamatkan jutaan nyawa.
“Era bebas kanker bukan lagi mimpi,” kata Dr. Wang sambil tersenyum. “Kami sedang membangunnya, hari demi hari.”