FintalkUpdate News

Cara Menabung di Tengah Realita Mayoritas Masyarakat Tanpa Tabungan

Mayoritas masyarakat Indonesia masih belum memiliki tabungan, sebuah kenyataan yang bisa berbahaya jika tidak segera diubah dengan strategi finansial masa depan.

Di sebuah ruang kelas digital futuristik, deretan layar holografik menampilkan grafik interaktif tentang kondisi finansial masyarakat Indonesia. Setiap klik menyingkap fakta mengejutkan: hampir 70 persen masyarakat Indonesia tidak memiliki tabungan. Fakta ini sejalan dengan survei GoodStats pada akhir 2024 yang mencatat hanya 30,1 persen responden memiliki tabungan, sementara sisanya mengaku sedang tidak menabung. Alasan terbesar datang dari perilaku belanja impulsif dan pendapatan yang pas-pasan.

Kenyataan tersebut diperkuat dengan data dari Bank Indonesia yang menunjukkan tingkat tabungan pada September 2024 hanya berada di angka 15,3 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan, meski banyak orang memiliki rekening bank, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat lebih dari 98 persen rekening berisi kurang dari Rp100 juta. Artinya, masih sangat sedikit masyarakat yang memiliki cadangan finansial memadai untuk bertahan menghadapi kondisi darurat.

Menabung di Era Futuristik

Bayangkan di tahun 2035, setiap orang memiliki asisten finansial berbasis kecerdasan buatan yang mampu menganalisis setiap pengeluaran, menegur ketika terjadi pemborosan, dan otomatis menyisihkan sebagian kecil dana ke tabungan. Visualisasi masa depan semacam ini sebenarnya bisa dimulai sejak sekarang, melalui penerapan teknologi digital, aplikasi perbankan cerdas, dan edukasi keuangan yang lebih mudah dipahami.

Menabung bukan lagi sekadar menyisihkan uang receh di celengan, melainkan sebuah gaya hidup yang dibentuk melalui teknologi. Aplikasi modern sudah memungkinkan pembulatan otomatis dari setiap transaksi lalu menyalurkannya ke rekening tabungan. Sebagian bank bahkan menawarkan sistem autodebet yang langsung mengalokasikan dana dari gaji begitu masuk rekening. Dengan bantuan visualisasi digital, masyarakat bisa membayangkan tujuan finansial masa depan, seperti memiliki rumah, dana darurat, atau rencana pensiun yang lebih pasti.

Read More  Astra Financial Edukasi Anak Muda Miliki Mobil Pertama Lewat Talk Show GIIAS 202

Masa Depan Dimulai Sekarang

Kebiasaan menabung harus dibentuk bukan hanya oleh individu, tetapi juga melalui peran komunitas, institusi, dan pemerintah. Bayangkan jika aplikasi keuangan dikemas layaknya permainan, dengan hadiah dan penghargaan digital setiap kali seseorang berhasil konsisten menabung. Di sisi lain, kampanye edukasi finansial yang dikembangkan dalam format digital interaktif akan membantu generasi muda lebih cepat memahami pentingnya memiliki cadangan dana.

Realitas hari ini memang menunjukkan mayoritas orang Indonesia belum punya tabungan, namun masa depan bisa berubah. Dengan memanfaatkan teknologi pintar, pola hidup yang lebih disiplin, serta akses edukasi keuangan yang inklusif, menabung dapat menjadi kebiasaan baru yang melekat dalam keseharian.

Jika tidak ada langkah nyata, tren tanpa tabungan hanya akan memperlebar jurang risiko finansial. Tetapi bila perubahan dimulai sejak sekarang, Indonesia bisa bertransformasi menjadi masyarakat yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan, di mana menabung bukan sekadar wacana, melainkan realitas yang terjangkau semua orang.

Back to top button