Mengapa Jendela Pesawat Harus Dibuka Saat Take Off dan Landing, Ini Penjelasan Pakar
Membuka penutup jendela saat pesawat lepas landas dan mendarat adalah prosedur keselamatan penting yang bisa menentukan cepat atau lambatnya proses evakuasi.

Dalam dunia penerbangan, fase lepas landas dan mendarat adalah momen paling kritis. Meski durasinya singkat, data internasional menunjukkan mayoritas insiden penerbangan terjadi di dua fase ini. Menurut data yang dikutip detikTravel, sekitar 37 persen kecelakaan fatal terjadi saat pesawat mendarat, sementara hanya 10 persen yang terjadi saat fase jelajah. Angka ini menunjukkan bahwa prosedur yang tampak sepele, seperti membuka penutup jendela, sebenarnya memiliki peran vital dalam mengurangi risiko.
Menurut Agus Santoso, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, prosedur sederhana ini bukan formalitas. Membuka penutup jendela membuat kru kabin dan penumpang lebih mudah melihat kondisi di luar pesawat, terutama jika terjadi gangguan atau situasi darurat. “Visibilitas sangat penting. Dalam kondisi darurat, setiap detik sangat berarti untuk menentukan jalur evakuasi yang aman,” ujarnya.
Pengamat penerbangan Chappy Hakim juga menekankan pentingnya langkah ini. Menurutnya, mata penumpang perlu beradaptasi dengan cahaya luar untuk meminimalkan kebingungan jika evakuasi harus dilakukan. “Kalau pesawat harus dievakuasi, mata yang sudah terbiasa dengan kondisi luar bisa lebih cepat merespons situasi. Ini bukan soal aturan ketat, tapi soal kesiapsiagaan,” jelas Chappy.
Capt. Patrick Smith, penulis dan pendiri AskThePilot.com, menambahkan bahwa jendela yang terbuka juga membantu kru menilai situasi darurat dengan cepat. Mereka dapat memutuskan pintu mana yang aman digunakan untuk evakuasi, misalnya menghindari sisi pesawat yang terbakar atau terdapat genangan bahan bakar.
Selain itu, membuka penutup jendela membantu mata penumpang menyesuaikan diri dengan cahaya luar. Jika pesawat harus dievakuasi dalam kondisi gelap atau cahaya ekstrem, penumpang tidak akan kehilangan orientasi. Penjelasan ini juga dikutip dari laporan New York Post, Condé Nast Traveler, dan Tempo.co, yang menegaskan bahwa adaptasi visual ini dapat menjadi pembeda antara evakuasi yang teratur dan kekacauan yang membahayakan nyawa.
Prosedur membuka jendela saat take off dan landing juga merupakan standar global. Lembaga seperti Dinas Perhubungan Indonesia dan Civil Aviation Authority (CAA) mengatur hal ini sebagai bagian dari protokol keselamatan baku. Tujuannya jelas: memastikan kesiapan penuh jika skenario darurat terjadi.
Ke depan, dengan perkembangan teknologi penerbangan, langkah sederhana ini mungkin akan didukung oleh sistem jendela pintar yang bisa secara otomatis menyesuaikan tingkat transparansi atau memberikan informasi visual ke kru. Namun, esensi prosedur ini kemungkinan tetap dipertahankan karena terbukti efektif dalam meningkatkan keselamatan penumpang. Di dunia penerbangan, kewaspadaan sekecil apa pun bisa menjadi perbedaan antara selamat dan celaka.