32 Juta Warga Telah Diperiksa Melalui CKG, Ini Deretan Penyakit yang Harus Diwaspadai
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah memeriksa lebih dari 32 juta warga Indonesia dan mengungkap sejumlah penyakit yang patut diwaspadai.
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas Kementerian Kesehatan RI telah memeriksa lebih dari 32 juta warga Indonesia hingga pertengahan September 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 29,8 juta orang telah menjalani pemeriksaan langsung di lebih dari 10.200 puskesmas di seluruh Indonesia. Pemeriksaan dilakukan secara masif, dengan laju mencapai 600 ribu orang per hari.
Hasil dari program ini mengungkap sejumlah penyakit yang selama ini kerap terabaikan, namun memiliki dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Di kelompok bayi baru lahir, ditemukan kasus berat lahir rendah (9.307 kasus), kelainan saluran empedu (7.928 kasus), penyakit jantung bawaan kritis (6.972 kasus), hipotiroid kongenital (1.015 kasus), dan defisiensi enzim G6PD (250 kasus).
Di kelompok usia produktif dan lanjut, penyakit yang paling banyak ditemukan adalah hipertensi dan diabetes melitus (DM), terutama pada warga berusia 40 tahun ke atas. Selain itu, ditemukan pula kasus anemia pada calon pengantin perempuan (11.367 kasus), hepatitis B dan C, dislipidemia, serta obesitas sentral yang berisiko memicu komplikasi serius.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menyebut bahwa dominasi peserta CKG masih didominasi perempuan, dengan rasio 57,5 persen dibandingkan laki-laki 42,5 persen. Ia juga menekankan pentingnya deteksi dini sebagai langkah strategis untuk mencegah penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
âCKG bukan sekadar program pemeriksaan, tapi fondasi untuk membangun sistem kesehatan yang lebih adil dan menyeluruh. Temuan ini harus menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan sejak dini,â ujar Maria dalam konferensi pers di Jakarta Pusat.
Dengan cakupan yang terus meluas, pemerintah menargetkan 60 juta penerima manfaat CKG tahun ini. Program ini diharapkan menjadi alat strategis dalam perencanaan kebijakan kesehatan nasional, serta mendorong masyarakat untuk lebih aktif menjaga kesehatan melalui edukasi dan intervensi yang tepat.





