Safe and SecureUpdate News

Pasutri Guru Agama Tewas Ditabrak Pengemudi Mabuk, Bahaya Alkohol di Jalan Raya

Kecelakaan tragis di Blitar menewaskan pasangan guru agama setelah ditabrak mobil yang dikemudikan pria dalam kondisi mabuk, memicu sorotan terhadap bahaya alkohol saat berkendara.

Tragedi menimpa pasangan suami istri yang berprofesi sebagai guru agama, MA (52) dan NC (47), saat sedang memperbaiki mobil mereka di pinggir jalan raya Kanigoro, Kabupaten Blitar, Minggu malam (21/9/2025). Mobil Honda Odyssey yang dikemudikan LW (46), warga Desa Ngeni, menabrak keduanya dalam kondisi mabuk berat. NC terseret sejauh 650 meter dan tewas di lokasi. Polisi menemukan botol arak di dalam mobil pelaku dan mengonfirmasi bahwa LW berada di bawah pengaruh alkohol saat kejadian. Ia sempat melarikan diri sebelum akhirnya dihentikan dan diamankan warga.

Kecelakaan ini kembali menyoroti lemahnya regulasi dan pengawasan terhadap pengemudi dalam pengaruh alkohol. Di Indonesia, meski Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melarang mengemudi dalam keadaan membahayakan, belum ada ambang batas resmi kadar alkohol dalam darah (Blood Alcohol Concentration/BAC) yang ditetapkan secara nasional. Artinya, tidak ada angka pasti yang menjadi acuan hukum untuk menentukan apakah seseorang terlalu mabuk untuk mengemudi.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat menetapkan batas BAC legal sebesar 0,08 persen, sementara Australia lebih ketat dengan 0,05 persen. Jepang bahkan hanya memperbolehkan hingga 0,03 persen, dan memberlakukan hukuman penjara bagi pelanggar. Malaysia mengikuti standar internasional dengan batas 0,08 persen. Indonesia masih tertinggal dalam hal penegakan dan deteksi dini, meski risiko kecelakaan akibat alkohol terus meningkat.

Menurut data Korlantas Polri, rata-rata tiga pengemudi mabuk terlibat kecelakaan setiap hari di Indonesia. Pada 2019, tercatat 856 kasus kecelakaan akibat pengaruh alkohol, dengan ribuan korban luka dan jiwa. Wilayah timur Indonesia seperti Papua dan NTT mencatat angka tertinggi. Di California, Amerika Serikat, hampir 30 persen kematian lalu lintas melibatkan pengemudi dalam pengaruh alkohol. Pengemudi muda dan malam akhir pekan menjadi waktu paling rawan. Meski regulasi ketat diberlakukan, kecelakaan tetap terjadi, menunjukkan bahwa edukasi dan penegakan hukum harus berjalan beriringan.

Read More  Bitcoin Sentuh Rp1,73 Miliar, Pasar Bersiap Sambut Rekor Tertinggi Baru

Ahli keselamatan berkendara dari SDCI, Sony Susmana, menegaskan bahwa sedikit alkohol saja bisa menyita kesadaran pengemudi. Respons melambat, keseimbangan terganggu, dan risiko kecelakaan meningkat drastis. Kecelakaan di Blitar bukan hanya tragedi personal, tapi juga alarm nasional. Tanpa regulasi ambang batas BAC yang jelas dan sistem deteksi dini, nyawa pengguna jalan terus terancam. Saatnya Indonesia mengadopsi pendekatan zero tolerance terhadap alkohol di jalan raya.

Back to top button