Tech in Asia Conference 2025: Menkomdigi Soroti Optimisme Startup dan Gelombang AI di Asia Tenggara
Gelombang optimisme melanda ekosistem startup Asia Tenggara dalam Tech in Asia Conference 2025 yang menyoroti kekuatan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) sebagai penggerak ekonomi digital kawasan.
Tech in Asia Conference 2025 resmi digelar di The Ritz-Carlton Jakarta dengan menghadirkan lebih dari 2.500 peserta dari berbagai negara Asia Tenggara. Konferensi teknologi bergengsi yang diselenggarakan oleh Tech in Asia dengan dukungan The Business Times ini memasuki edisi ke-14 dengan tema âDefy Expectationsâ, yang menyoroti ketangguhan dan inovasi ekosistem digital di kawasan.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang hadir dalam acara ini menyampaikan bahwa Indonesia masih menjadi pusat pertumbuhan digital terbesar di ASEAN.
âIndonesia merupakan ekonomi digital terbesar di kawasan dengan lebih dari 3.000 startup aktif hingga pertengahan 2025. Nilai ekonomi digital kita bahkan telah mencapai USD 90 miliar atau sekitar Rp1.420 triliun tahun ini,â ujar Meutya.
Menurutnya, sektor kecerdasan buatan (AI) kini menjadi motor penggerak baru ekonomi digital Indonesia. âAI semakin banyak diadopsi di sektor logistik, keuangan, hingga industri kreatif. Namun, pertumbuhan ini perlu diimbangi dengan tata kelola yang baik agar startup tetap berkelanjutan,â tambahnya.
Konferensi dua hari ini menghadirkan lebih dari 50 pembicara ternama, termasuk investor, pendiri startup, dan pemimpin ekosistem digital. Sejumlah sesi utama seperti Startup Arena, Unconference, dan Connection Hub menjadi ajang kolaborasi dan peluang investasi bagi pelaku industri.
Chief Operating Officer Tech in Asia, Maria Li, mengatakan bahwa tema Defy Expectations bukan hanya seruan semangat, tapi juga wujud nyata dukungan bagi para pendiri startup di masa penuh tantangan.
âKami ingin membantu para founder membangun kembali kepercayaan, memperluas koneksi, dan memperkuat ekosistem startup di Asia Tenggara,â ujarnya.
Tahun ini, topik mengenai AI mendominasi diskusi, mulai dari etika penggunaan, keamanan siber, hingga infrastruktur data. Dalam kesempatan yang sama, The Business Times meluncurkan The Business Times Global, platform berita regional yang menghadirkan tren dan peluang bisnis Asia dari perspektif global.
Maria menambahkan, âGelombang adopsi AI akan terus berkembang. Kita melihat makin banyak startup yang memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional perusahaan di kawasan ini.â
Optimisme terhadap masa depan startup juga tercermin dalam Tech in Asia Report 2025. Laporan tersebut mencatat bahwa 76% pelaku startup di Asia Tenggara optimistis terhadap pertumbuhan industri tahun ini, dengan 59% di antaranya sudah mencatatkan profit.
Dari sisi pendanaan, meskipun hanya ada 68 putaran pendanaan senilai total USD 1,2 juta di kuartal II 2025, sebanyak 39,6% pendiri startup masih berencana mencari investor baru. Kondisi ini menunjukkan bahwa ekosistem startup kawasan mulai bangkit dan bersiap menghadapi babak baru dalam lanskap teknologi Asia.





