Safe and SecureUpdate News

Sering Terjadi Kecelakaan di Perlintasan Kereta, Mengapa Kendaraan Bisa Mendadak Berhenti di Rel?

Kasus kecelakaan di perlintasan kereta api seperti yang baru terjadi di Kaligawe, Semarang, kembali membuka mata publik soal bahaya berhenti di rel dan pentingnya perawatan kendaraan serta disiplin pengemudi.

Perlintasan kereta api kembali memakan korban. Beberapa hari lalu, sebuah truk trailer tanpa muatan tertabrak Kereta Api Harina di Jalan Kaligawe Raya, Semarang. Insiden itu terjadi karena truk tiba-tiba berhenti di tengah rel saat kemacetan, hingga akhirnya kereta datang dari arah timur dan menabraknya dengan keras. Beruntung, tidak ada korban jiwa, meski lokomotif dan gerbong pembangkit KA mengalami kerusakan.

Kejadian seperti ini bukan yang pertama. Menurut data Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, setiap tahun masih terjadi puluhan kecelakaan di perlintasan sebidang, sebagian besar akibat kelalaian pengemudi dan kondisi kendaraan yang tidak prima.

Pakar transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan ada beberapa penyebab kendaraan tiba-tiba berhenti atau mogok di rel. “Kondisi jalan menanjak atau macet di perlintasan membuat pengemudi sering salah perhitungan. Banyak truk yang tidak punya torsi cukup untuk menanjak kembali setelah berhenti. Ditambah lagi, sistem rem dan kopling yang tidak terawat bisa menyebabkan kendaraan mati mesin di tengah rel,” jelasnya.

Selain faktor teknis, perilaku pengemudi juga menjadi penyebab utama. Masih banyak pengendara yang nekat menerobos ketika palang sudah mulai tertutup atau lampu peringatan menyala. “Begitu macet di tengah lintasan, kendaraan kehilangan ruang gerak untuk mundur atau maju. Saat itu risiko tertabrak kereta jadi sangat tinggi,” tambah Djoko.

Dari sisi infrastruktur, sebagian besar perlintasan di Indonesia masih bersifat sebadan (sebidang), artinya tidak ada pemisahan antara jalur kereta dan jalan raya. Kementerian Perhubungan mencatat terdapat lebih dari 3.000 perlintasan liar yang belum dijaga petugas resmi.

Read More  PHK Capai 44.333 Orang hingga Agustus 2025, Apa Kabar Lapangan Kerja di Indonesia?

Menurut Djoko, solusi jangka panjang adalah pembangunan flyover atau underpass di perlintasan padat seperti di Kaligawe, Semarang, yang kerap macet dan rawan kecelakaan. “Selama perlintasan masih sebidang, kecelakaan akan terus mengintai. Tapi solusi cepatnya adalah edukasi dan disiplin. Pengemudi harus memastikan kendaraan dalam kondisi prima dan tidak berhenti di atas rel dalam kondisi apa pun,” tegasnya.

Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menegaskan telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kepolisian untuk menutup perlintasan liar dan memperbaiki sistem peringatan dini. “Kami terus mengimbau agar pengemudi mematuhi rambu dan tidak memaksa melintas saat palang sudah tertutup,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan tertulis.

Kecelakaan di Kaligawe menjadi pengingat keras bahwa satu detik kelalaian di rel kereta bisa berakibat fatal. Keselamatan bukan hanya tanggung jawab petugas, tetapi juga disiplin setiap pengguna jalan.

Back to top button