Aman Berinvestasi saat Krisis Ekonomi, Ini Tips dari Pakar Keuangan
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, termasuk tekanan inflasi dan nilai tukar, masyarakat Indonesia tetap bisa berinvestasi secara cerdas. Para ahli membagikan strategi aman agar investasi tetap cuan di masa genting.

Kondisi ekonomi dunia saat ini sedang berada dalam tekanan akibat geopolitik global, krisis energi, dan inflasi yang belum stabil. Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia mencatat adanya perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan kenaikan harga bahan pokok yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Meski demikian, berinvestasi tetap penting untuk menjaga nilai aset dari inflasi.
Menurut Ligwina Hananto, praktisi perencana keuangan sekaligus CEO QM Financial, kunci utama saat berinvestasi di masa krisis adalah menyesuaikan profil risiko dan tujuan finansial pribadi. “Saat ekonomi sedang genting, investor harus lebih defensif. Artinya, pilihlah instrumen yang aman, likuid, dan mudah dipantau. Dana darurat juga wajib aman dulu sebelum mulai investasi,” jelasnya dalam sesi webinar keuangan yang digelar pekan ini.
Ligwina menyarankan masyarakat agar lebih mengutamakan investasi di instrumen rendah risiko seperti reksa dana pasar uang, obligasi negara ritel (ORI), atau emas digital. Ketiganya tergolong stabil dan tidak terlalu fluktuatif, cocok bagi investor pemula atau yang ingin menjaga kestabilan dana dalam jangka pendek.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengingatkan bahwa diversifikasi aset tetap penting agar investor tidak menaruh semua dana dalam satu instrumen. “Dengan portofolio yang seimbang, risiko bisa ditekan meski pasar sedang gonjang-ganjing. Untuk investor muda, bisa tetap masukkan sebagian kecil di saham blue chip yang defensif seperti sektor telekomunikasi, konsumer, dan energi,” ujarnya.
Selain itu, investor juga perlu memperkuat literasi keuangan digital agar tidak mudah tergiur investasi bodong yang marak saat krisis. Satgas Waspada Investasi (SWI) mencatat pada kuartal I 2025, setidaknya ada 80 entitas investasi ilegal yang sudah diblokir. “Cek legalitas dulu di OJK dan pastikan ada produk yang masuk akal,” tegas Ketua SWI, Tongam L. Tobing.
Terakhir, penting untuk terus memantau kondisi ekonomi makro dan kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan suku bunga, pajak, dan inflasi. Dengan informasi yang akurat dan perencanaan yang matang, masyarakat tetap bisa mengembangkan aset meskipun ekonomi sedang bergejolak.