FintalkUpdate News

APBN 2026 Targetkan Pendapatan Rata-Rata Rp7,6 Juta per Bulan, Cermin Kesejahteraan Warga Indonesia?

Pemerintah menargetkan pendapatan rata-rata warga Indonesia mencapai Rp7,6 juta per bulan dalam APBN 2026, namun apakah angka tersebut benar-benar menjadi indikator kesejahteraan?

Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 menargetkan pendapatan per kapita rata-rata warga Indonesia mencapai Rp7,6 juta per bulan, atau sekitar Rp91,2 juta per tahun. Target ini mencerminkan optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Meski demikian, banyak pihak menilai bahwa tingginya pendapatan per kapita tidak otomatis mencerminkan kesejahteraan nyata masyarakat. Pasalnya, angka tersebut merupakan rata-rata yang dipengaruhi oleh kesenjangan pendapatan antara kelompok kaya dan miskin.

Ekonom menegaskan bahwa kesejahteraan masyarakat seharusnya tidak hanya dilihat dari besarnya pendapatan rata-rata, melainkan juga dari distribusi pendapatan, tingkat daya beli, akses kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup secara menyeluruh.

Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, rata-rata gaji pekerja formal di Indonesia masih berada di kisaran Rp3–5 juta per bulan, tergantung wilayah. Artinya, target Rp7,6 juta per bulan masih jauh di atas kenyataan sebagian besar masyarakat, khususnya di sektor informal.

Selain itu, inflasi juga menjadi faktor penting. Kenaikan harga pangan, energi, dan kebutuhan dasar dapat menggerus daya beli masyarakat meski pendapatan nominal meningkat. Dengan kata lain, tanpa pengendalian harga dan pemerataan ekonomi, masyarakat belum tentu merasakan dampak langsung dari kenaikan pendapatan per kapita yang diproyeksikan APBN.

Perbandingan dengan Negara Tetangga

Jika melihat perbandingan di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Data Bank Dunia dan IMF menunjukkan bahwa:

  • Malaysia memiliki pendapatan per kapita sekitar USD 12.000 per tahun (setara Rp15 juta per bulan).
  • Thailand berada di kisaran USD 7.800 per tahun (sekitar Rp9,7 juta per bulan).
  • Vietnam mencapai USD 4.700 per tahun (sekitar Rp4,9 juta per bulan).
Read More  Literasi Kripto Rendah, Investor di Indonesia Hadapi Risiko Besar

Dengan target Rp7,6 juta per bulan, Indonesia memang akan lebih unggul dibanding Vietnam, namun masih tertinggal dari Malaysia dan sedikit di bawah Thailand. Perbandingan ini menegaskan bahwa pencapaian target APBN harus dibarengi dengan strategi pemerataan agar manfaatnya dirasakan merata, tidak hanya di kota besar atau kalangan berpendapatan tinggi.

Target ambisius ini sekaligus menjadi tantangan besar bagi pemerintah untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh kelompok tertentu, melainkan merata ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan pemerataan pendapatan, pengendalian inflasi, serta penciptaan lapangan kerja berkualitas, pendapatan rata-rata Rp7,6 juta per bulan bisa benar-benar menjadi indikator kesejahteraan, bukan sekadar angka statistik.

Back to top button