Arab Saudi Perketat Aturan Kesehatan Haji, Enam Kondisi Medis Ini Bisa Bikin Calon Jemaah Ditolak
Pemerintah Arab Saudi memperketat aturan kesehatan haji dengan menolak calon jemaah yang memiliki enam kondisi medis berat demi menjaga keselamatan selama ibadah di Tanah Suci.
Ketatnya cuaca ekstrem, kepadatan jemaah, dan risiko penyakit menular membuat Arab Saudi menerapkan aturan kesehatan baru bagi calon jemaah haji. Dalam pedoman resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi, disebutkan bahwa calon jemaah dengan kondisi medis berat kini berisiko tidak mendapatkan izin keberangkatan, demi keselamatan diri sendiri dan jamaah lain.
Menurut dokumen Health Regulations Kementerian Kesehatan Saudi, enam kondisi medis utama yang masuk kategori tidak layak berangkat meliputi gagal ginjal stadium lanjut yang membutuhkan dialisis, gagal jantung berat, serta penyakit paru kronis yang memerlukan suplai oksigen secara rutin. Ketiganya dianggap berisiko tinggi karena cuaca panas dan aktivitas fisik yang padat selama prosesi haji dapat memperparah kondisi tubuh.
Selain itu, jemaah yang menderita sirosis hati lanjut dengan gejala gagal fungsi hati, gangguan saraf atau penyakit neurologis berat yang memengaruhi persepsi dan kemampuan motorik, serta penderita dementia tingkat lanjut juga dinilai tidak layak berangkat. Enam kondisi tersebut dinilai dapat mengancam keselamatan pasien dan berpotensi menimbulkan masalah selama pelaksanaan ibadah yang melibatkan jutaan orang.
Pemerintah Arab Saudi juga menegaskan bahwa jemaah dengan kondisi medis khusus seperti wanita hamil berisiko tinggi, anak-anak di bawah usia tertentu, serta penderita penyakit menular seperti tuberkulosis, perlu mendapat evaluasi ketat sebelum keberangkatan. Vaksinasi terhadap penyakit menular seperti meningitis, polio, influenza musiman, dan COVID-19 juga diwajibkan sebagai syarat tambahan untuk mendapatkan izin masuk ke Tanah Suci.
Kebijakan baru ini menunjukkan komitmen Arab Saudi dalam menjaga keamanan dan kesehatan pelaksanaan ibadah haji yang setiap tahunnya diikuti jutaan umat Islam dari berbagai negara. Pemerintah Indonesia juga diimbau memperketat skrining kesehatan calon jemaah agar tidak ada yang diberangkatkan dalam kondisi yang membahayakan. Calon jemaah dengan riwayat penyakit kronis diimbau melakukan konsultasi medis jauh hari sebelum proses pendaftaran agar dapat mempersiapkan diri secara optimal.
Langkah pencegahan ini bukan semata bentuk pembatasan, melainkan upaya untuk melindungi keselamatan jemaah di tengah kondisi iklim ekstrem dan kepadatan yang tinggi di Tanah Suci. Dengan demikian, hanya mereka yang benar-benar sehat secara fisik dan mental yang dapat menjalankan ibadah haji dengan aman dan khusyuk.





