HealthcareUpdate News

ASN Jakarta Darurat Obesitas, Ancaman Kesehatan Mengintai dari Balik Meja Kerja

Lebih dari separuh ASN di Jakarta mengalami obesitas. Ancaman penyakit kronis pun membayangi, dari diabetes hingga gangguan jantung.

Pagi itu, suasana di salah satu kantor pemerintahan di bilangan Jakarta Pusat tampak biasa saja. Beberapa Aparatur Sipil Negara (ASN) sibuk menatap layar komputer, sebagian lainnya menyeruput kopi sambil mengulas berita pagi. Namun di balik rutinitas harian tersebut, ada fakta yang mencemaskan: mayoritas dari mereka tengah menghadapi ancaman kesehatan serius yang tak terlihat kasat mata.

Data terbaru dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tahun 2024 menunjukkan, 62,09 persen ASN di Jakarta mengalami obesitas. Dari hampir 10 ribu ASN yang mengikuti skrining kesehatan, sebanyak 40,03 persen berada di kategori obesitas tingkat I, dan 22,06 persen masuk kategori obesitas tingkat II. Kondisi ini membuat ASN Jakarta kini berada dalam situasi darurat kesehatan yang perlu diwaspadai.

Obesitas bukan sekadar soal penampilan atau berat badan berlebih. Masalah ini menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit kronis berbahaya. Risiko terkena diabetes tipe 2 meningkat drastis, begitu pula dengan hipertensi, kolesterol tinggi, hingga penyakit jantung. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama menyebut obesitas sebagai pandemi global yang diam-diam menggerogoti kualitas hidup dan produktivitas kerja.

Ancaman itu kini nyata di lingkungan ASN DKI Jakarta. Selain obesitas, hasil skrining juga mencatat sejumlah masalah kesehatan lain yang tak kalah serius. Sekitar 27,6 persen ASN terdiagnosis hipertensi, sementara 5,7 persen menderita diabetes melitus. Lebih dari 24 persen dinyatakan kurang bugar, yang artinya stamina dan kebugaran fisik mereka jauh di bawah standar sehat. Tak hanya kesehatan fisik, aspek mental pun menjadi perhatian. Sebanyak 15 persen ASN terindikasi mengalami masalah kejiwaan, mulai dari stres berat hingga gejala depresi yang berpotensi mempengaruhi kinerja.

Read More  Waspada Cacing dan Bakteri di Makanan, Begini Cara Mencegahnya

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah. Ia bahkan mewajibkan seluruh ASN untuk mengikuti olahraga rutin setiap Jumat pagi. Program ini menjadi bagian dari kampanye Jakarta BERJAGA (Jakarta Bergerak, Jaga Kesehatan dan Kebugaran ASN) 2.0, yang digagas untuk membangun budaya kerja sehat di lingkungan pemerintahan.

Menurut para ahli kesehatan, pola hidup sedentari atau kurang bergerak adalah penyebab utama obesitas di kalangan pekerja kantoran, termasuk ASN. Duduk terlalu lama di depan komputer, konsumsi makanan berkalori tinggi, kurang olahraga, serta tekanan kerja yang memicu stres menjadi kombinasi sempurna yang mempercepat terjadinya obesitas. Jika dibiarkan, biaya kesehatan negara untuk menanggung dampak penyakit tidak menular ini akan terus membengkak.

Studi Kementerian Kesehatan bahkan memprediksi, biaya pengobatan penyakit terkait obesitas di Indonesia bisa mencapai Rp 2,6 triliun per tahun, jika tren ini tidak segera dikendalikan. Angka itu belum termasuk kerugian akibat penurunan produktivitas kerja dan cuti sakit yang semakin meningkat.

Fenomena obesitas ASN ini menjadi gambaran kecil dari masalah yang lebih besar di masyarakat urban. Jakarta, sebagai kota dengan ritme hidup cepat dan lingkungan kerja yang menuntut kinerja tinggi, menjadi ladang subur bagi munculnya penyakit akibat gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu, pencegahan harus dilakukan sejak dini. Edukasi soal pola makan sehat, olahraga rutin, hingga manajemen stres menjadi kunci untuk mencegah lonjakan angka obesitas di kalangan pekerja, termasuk di lingkungan pemerintahan.

Kini tantangannya adalah bagaimana mendorong perubahan perilaku, bukan sekadar seremonial olahraga tiap pekan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memulai langkah awal, namun keberlanjutan program dan komitmen individu tetap menjadi kunci. Jika tidak, ancaman penyakit kronis akan terus menghantui, dan kursi-kursi kantor itu bisa jadi justru menjadi tempat awal mula lahirnya bencana kesehatan baru.

Back to top button