Safe and SecureUpdate News

Astaga, Setiap Orang Indonesia Buang 180 Kg Makanan Sisa per Tahun

Setiap orang Indonesia membuang sekitar 180 kilogram makanan per tahun, menciptakan masalah besar bagi lingkungan, ekonomi, dan ketahanan pangan nasional.

Pagi itu di sebuah warung trotoar dekat Pasar Minggu, seorang penjual sayur terlihat membagikan sisa dagangan kepada tetangga sekitar. “Daripada dibuang, mending dibagi,” ujarnya sambil tersenyum. Di balik kesederhanaan tindakannya, ada kesadaran yang kini menjadi semakin penting: makanan yang tidak dimanfaatkan bukan hanya soal pemborosan, tetapi juga masalah besar bagi masa depan kita.

Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap orang Indonesia menghasilkan rata-rata 115 hingga 184 kilogram sisa makanan per tahun, atau sekitar 180 kilogram jika dirata-ratakan. Jumlah ini setara dengan puluhan juta ton makanan yang terbuang setiap tahun, cukup untuk memberi makan jutaan orang yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Dampaknya tidak berhenti di sana. Food waste berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca dan diperkirakan merugikan ekonomi nasional hingga 4 sampai 5 persen dari total Produk Domestik Bruto.

Kesadaran untuk mengurangi sisa makanan sebenarnya mulai tumbuh di berbagai daerah. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menggencarkan Gerakan Selamatkan Pangan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Program ini mendorong masyarakat dan pelaku usaha untuk mendonasikan makanan berlebih kepada komunitas dan bank pangan. Upaya ini diiringi dengan rencana jangka panjang melalui peta jalan pengurangan sisa pangan, yang menargetkan penurunan food waste hingga 50 persen pada 2030 dan 75 persen pada 2045.

Inisiatif juga datang dari komunitas dan perguruan tinggi. Di Sleman, sekelompok mahasiswa gizi mengadakan kelas memasak dengan bahan sisa makanan yang masih layak konsumsi. Kelompok ini ingin mengubah cara pandang orang. Sisa makanan bukan berarti sampah. Upaya serupa juga dilakukan oleh Food Bank of Indonesia yang selama bertahun-tahun mengumpulkan makanan berlebih dari restoran, toko, hingga acara besar, lalu menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan.

Read More  Olahraga Kena Pajak di Jakarta: Futsal, Gym, hingga Padel Tak Lagi Bebas Biaya

Meski berbagai langkah sudah berjalan, tantangan tetap besar. Banyak masyarakat yang masih belum terbiasa mengatur belanja sesuai kebutuhan, menyimpan makanan dengan benar, atau memanfaatkan sisa secara kreatif. Edukasi publik dan kolaborasi lintas sektor masih menjadi kunci untuk mengubah perilaku ini.

Di tengah tantangan itu, tanda-tanda perubahan mulai terlihat. Dari warung sayur sederhana yang berbagi kepada tetangga, komunitas mahasiswa yang mengajarkan pengolahan sisa pangan, hingga keluarga yang mulai mengatur pola belanja mingguan, semua menunjukkan bahwa mengurangi makanan terbuang bukan hal mustahil. Dengan kesadaran kolektif dan aksi nyata, Indonesia bisa mengurangi angka 180 kilogram per orang per tahun dan mengubahnya menjadi cerita tentang kepedulian, efisiensi, dan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Back to top button