HealthcareUpdate News

Bagaimana Otak Mengingat Lokasi, Ini Studi Terbaru dari University of Chicago

tudi terbaru dari University of Chicago mengungkap bahwa otak terus memperbarui cara mengingat tempat, bahkan setelah lokasi terasa sangat familiar.

Bagaimana otak manusia mampu mengingat sebuah tempat dengan detail, dari jalan menuju rumah hingga tata letak ruang kerja, selalu menjadi pertanyaan besar dalam ilmu saraf. Studi terbaru dari University of Chicago akhirnya memberikan jawaban baru: ingatan tentang lokasi ternyata tidak statis, melainkan terus diperbarui seiring waktu.

Penelitian ini berfokus pada aktivitas neuron dalam hippocampus, bagian otak yang berperan penting dalam navigasi dan memori spasial. Neuron di wilayah ini, yang dikenal sebagai place cells, diyakini bertugas merekam peta mental suatu tempat. Namun, penelitian terbaru justru menemukan bahwa pola aktivitas place cells tidak tetap stabil meski seseorang sudah sangat mengenal sebuah lokasi. Aktivitas neuron tersebut bisa bergeser secara halus, bahkan berubah drastis, seiring pengalaman yang terus berlangsung.

Menurut penulis senior ,Prof. Mark Sheffield, perubahan ini bukan sekadar kebetulan. Ia menjelaskan bahwa dinamika ini memberi otak kemampuan untuk membedakan pengalaman yang mirip namun terjadi di waktu berbeda. Misalnya, perjalanan pulang kerja pada hari Senin dan Selasa mungkin melalui rute yang sama, tetapi otak tetap bisa membedakan pengalaman itu sebagai dua memori unik.

Untuk membuktikan hal ini, tim peneliti melakukan eksperimen pada tikus yang menjalani rute berulang kali. Hasilnya menunjukkan pola neuron yang terus bergeser, menantang pandangan lama yang menyebutkan memori lokasi bersifat “membeku” setelah familiar. Antoine Madar, peneliti pascadoktoral yang terlibat dalam studi ini, bahkan membuat model komputasi untuk meniru cara kerja hippocampus. Ia menguji beberapa aturan pembelajaran neuron, termasuk teori baru bernama Behavioral Timescale Synaptic Plasticity (BTSP). Hasil simulasi memperkuat temuan bahwa otak memang menyimpan memori lokasi secara dinamis, bukan statis.

Read More  Tiga Kecelakaan Kapal dalam Dua Pekan, Harus Segera Berbenah

Penemuan ini membawa implikasi besar, terutama dalam memahami gangguan kognitif seperti Alzheimer. Pada kondisi tersebut, pasien sering kesulitan membedakan pengalaman serupa, sehingga ingatan menjadi tumpang tindih. Studi ini memberikan petunjuk bahwa menjaga dinamika memori justru penting untuk mempertahankan kejelasan ingatan.

Selain itu, hasil penelitian University of Chicago ini juga membuka peluang baru dalam bidang teknologi, khususnya kecerdasan buatan. Dengan memahami cara otak memperbarui representasi spasial secara fleksibel, para ilmuwan bisa mengembangkan algoritma navigasi yang lebih cerdas dan adaptif—berguna untuk robot, kendaraan otonom, hingga sistem pemetaan digital di masa depan.

Pada akhirnya, studi ini menegaskan bahwa otak manusia jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan. Ingatan bukanlah sebuah foto yang membeku, melainkan film yang terus diputar ulang, diperbarui, dan disesuaikan agar relevan dengan konteks pengalaman hidup kita sehari-hari.

Back to top button