HealthcareUpdate News

Bahaya Cacingan Mengintai Anak Sekolah: Tragedi Sukabumi Jadi Alarm Kesehatan

Kematian seorang balita di Sukabumi karena tubuhnya penuh cacing menjadi alarm keras tentang ancaman cacingan pada anak usia sekolah di Indonesia.

Suasana duka masih terasa di sebuah rumah sederhana di Sukabumi. Ibu Raya, balita berusia empat tahun yang meninggal dunia karena infeksi cacing parah, hanya bisa terdiam sambil menatap kosong. “Saya tidak pernah mengira anak saya bisa sakit separah ini,” ujarnya lirih saat ditemui wartawan. Menurut keterangan dokter, tubuh kecil Raya dipenuhi cacing, mulai dari usus hingga paru-paru, bahkan ditemukan larva di otak. “Kami berupaya maksimal, tapi infeksinya sudah terlalu berat,” kata dr. Teti Lestari, dokter di RSUD Sekarwangi Sukabumi, saat diwawancarai.

Kasus ini menjadi tamparan keras bahwa cacingan masih menjadi masalah serius, khususnya pada anak-anak usia sekolah. Di banyak daerah, kebiasaan bermain tanah tanpa alas kaki, jarang mencuci tangan, dan mengonsumsi makanan yang tidak higienis membuat risiko infeksi cacing meningkat. Data WHO menunjukkan, lebih dari 1,5 miliar orang di dunia terinfeksi cacing tanah, dan sebagian besar adalah anak-anak usia sekolah di negara berkembang.

Infeksi cacing bukan hanya menyebabkan diare, perut kembung, atau penurunan berat badan. Dalam kasus yang parah, cacing bisa bermigrasi ke organ vital seperti paru-paru dan otak, menyebabkan komplikasi fatal. “Cacingan kronis juga bisa menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak,” kata dr. Adi Satria, SpA, seorang dokter spesialis anak di Jakarta. Ia menambahkan, anak-anak yang terus-menerus terinfeksi cacing berisiko mengalami stunting dan kesulitan belajar di sekolah.

Di sekolah, perilaku anak-anak yang sering berbagi makanan atau jajan di pinggir jalan tanpa mencuci tangan juga menjadi celah penularan. Kondisi ini diperparah dengan minimnya fasilitas sanitasi di banyak sekolah, seperti ketersediaan air bersih dan toilet yang layak. “Kalau mau mencegah, kuncinya ada di edukasi dan fasilitas yang memadai,” tegas dr. Adi.

Read More  Mark Zuckerberg Ramalkan Era Smartphone Akan Berakhir, Ini Penggantinya

Pemerintah sebenarnya sudah memiliki program pemberian obat cacing massal dua kali setahun untuk anak sekolah, namun kepatuhan masih rendah. Banyak orang tua yang mengabaikan pentingnya program ini karena menganggap cacingan bukan penyakit serius. Padahal, jika dibiarkan, infeksi cacing bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada organ tubuh.

Kasus di Sukabumi ini seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pencegahan. Investasi di bidang sanitasi, penyediaan air bersih, serta edukasi kesehatan yang berkelanjutan akan menjadi kunci melindungi generasi masa depan. Selain itu, tenaga kesehatan di daerah perlu mendapatkan pelatihan dan dukungan fasilitas agar dapat mendeteksi dan menangani kasus cacingan dengan cepat.

Bayangkan masa depan di mana anak-anak Indonesia bebas bermain tanpa rasa takut terinfeksi parasit berbahaya. Dengan kesadaran masyarakat, dukungan pemerintah, dan intervensi kesehatan yang tepat, tragedi seperti yang dialami Raya bisa menjadi yang terakhir.

Back to top button