HealthcareUpdate News

Bahaya Gas Monoksida: Racun Tak Berbau yang Bisa Merenggut Nyawa

Tragedi yang menimpa pasangan suami istri di Solok saat bulan madu menjadi pengingat betapa mematikannya gas monoksida yang tak berwarna dan tak berbau.

Kasus keracunan gas monoksida kembali memakan korban. Sepasang suami istri yang tengah berbulan madu di sebuah penginapan glamping di Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, ditemukan tak sadarkan diri di kamar mandi. Sang istri meninggal dunia, sementara sang suami dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

Peristiwa nahas itu diduga disebabkan oleh kebocoran gas monoksida (CO) dari pemanas air berbahan bakar LPG yang terpasang di kamar mandi. Dari hasil pemeriksaan awal, ventilasi ruangan yang minim membuat gas beracun itu terperangkap dan terhirup tanpa disadari.

Gas monoksida dikenal sebagai “pembunuh senyap” karena tidak memiliki bau, warna, maupun rasa. Meski tak terlihat, racun ini sangat mematikan. Ketika terhirup, gas CO akan masuk ke dalam paru-paru dan mengikat hemoglobin dalam darah jauh lebih kuat dibanding oksigen. Akibatnya, aliran oksigen ke otak, jantung, dan organ vital lainnya terhambat, membuat korban cepat kehilangan kesadaran dan bisa meninggal dalam hitungan menit.

Gejala awal keracunan gas monoksida sering kali dianggap sepele, seperti pusing, mual, dan lemas. Namun jika paparan terus berlangsung, tubuh akan kekurangan oksigen hingga menyebabkan gagal napas. Dalam banyak kasus, korban tak sempat menyadari bahaya karena racun bekerja diam-diam.

Peristiwa di Solok ini menjadi peringatan penting bagi siapa pun, terutama yang menggunakan water heater berbahan gas di ruangan tertutup. Pastikan sistem ventilasi bekerja dengan baik, periksa rutin alat pemanas, dan gunakan perangkat dengan saluran pembuangan gas yang aman. Kesadaran terhadap potensi bahaya gas monoksida harus terus ditingkatkan agar tidak ada lagi nyawa melayang karena kelalaian kecil yang berakibat fatal

Back to top button