Bank DBS Perkuat Literasi Finansial untuk Perempuan Rentan di Lapas
Bank DBS Indonesia menyelenggarakan Kedai Belajar DBS untuk memberdayakan perempuan rentan melalui edukasi keuangan di Kalimantan Barat dan Lapas Tangerang.
Sebagai bagian dari komitmen untuk mempercepat inklusi finansial dan mendukung pemberdayaan komunitas rentan, Bank DBS Indonesia kembali menghadirkan Kedai Belajar DBS â sebuah program edukasi literasi keuangan yang menyasar perempuan rentan.
Kegiatan ini diselenggarakan di dua lokasi: Kalimantan Barat bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF), serta di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Tangerang Jakarta, bermitra dengan Agape, wirausaha sosial penerima DBS Foundation Grant Program 2019 asal Singapura.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 mencatat tingkat inklusi keuangan Indonesia telah mencapai 75,02 persen. Namun, tingkat literasi keuangan masih tertinggal di angka 65,43 persen. Rendahnya literasi ini berdampak serius, terutama bagi perempuan yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
Minimnya pemahaman keuangan membuat banyak perempuan terjebak dalam utang konsumtif, tidak mampu menabung, dan rentan terhadap penipuan seperti pinjaman online ilegal, praktik bank keliling, hingga kurangnya perlindungan hukum dan asuransi.
âProgram literasi finansial ini adalah wujud nyata komitmen Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation untuk mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi perempuan rentan yang memiliki peran vital dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga. Edukasi ini memberi mereka kemampuan merencanakan keuangan, mengambil keputusan bijak, dan membangun ketahanan ekonomi keluarga,â ujar Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia.
Memberdayakan UMKM dan Guru Perempuan di Kalimantan Barat
Di Kalimantan Barat, program edukasi menyasar 96 perempuan rentan, termasuk pelaku usaha mikro, pedagang kecil, dan guru. Program ini membantu mereka memahami dasar-dasar pengelolaan keuangan seperti pencatatan, pemisahan rekening usaha dan pribadi, serta pentingnya menabung.
Menurut Novi Susanto, Program Officer SHE CAN TAF, pelatihan ini dirancang berdasarkan temuan bahwa mayoritas perempuan di wilayah tersebut belum terbiasa mencatat keuangan secara terstruktur. Harapannya, edukasi ini membantu peserta mempersiapkan masa depan keuangan yang lebih baik, termasuk tabungan anak dan hari tua.
Membekali Penghuni Lapas Perempuan untuk Hidup Mandiri
Selain di Kalimantan, DBS Indonesia juga mengadakan pelatihan finansial bagi para penghuni Lapas Perempuan Kelas II Tangerang. Edukasi ini menjadi langkah penting dalam proses reintegrasi sosial, mendorong mereka menjadi individu yang mandiri dan produktif setelah bebas.
Bekal keterampilan keuangan seperti perencanaan anggaran dan pengelolaan usaha sederhana diharapkan dapat menghindarkan mereka dari lingkaran kemiskinan dan mengurangi risiko residivisme.
Komitmen Berkelanjutan untuk Komunitas Rentan
Melalui dukungan DBS Foundation, Bank DBS Indonesia mengalokasikan lebih dari Rp100 miliar dalam tiga tahun ke depan untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan di Indonesia: perempuan, petani kecil, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Beberapa program unggulan:
- SHE CAN (2024â2027) â Bersama TAF untuk meningkatkan literasi dan inklusi finansial bagi 80.000 perempuan rentan di Kalimantan Barat.
- FEAST (2025â2028) â Bersama Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial untuk memberdayakan 28.000 petani kecil di Flores, termasuk 50% petani perempuan, melalui pelatihan pertanian cerdas iklim dan pengelolaan keuangan.
- Kedai Belajar DBS â Di mana karyawan DBS menjadi sukarelawan dalam program People of Purpose untuk mengedukasi masyarakat soal pengelolaan keuangan pribadi dan usaha.
- DBS Foundation Business for Impact â Tak hanya memberikan hibah, tapi juga pendampingan bisnis dan edukasi finansial bagi wirausaha sosial.
âLiterasi finansial memberi perempuan kendali atas keuangan pribadi, keluarga, dan usahanya. Ini adalah kunci untuk mempersempit kesenjangan gender, membangun ketahanan ekonomi, serta membuka peluang tumbuhnya aset dan pemberdayaan diri,â pungkas Mona Monika.





