FintalkUpdate News

Bank DBS Ungkap Fokus Baru Pemimpin Keuangan Indonesia

Studi bertajuk New Realities, New Possibilities yang mengungkap prioritas baru para pemimpin keuangan Indonesia dalam menghadapi tekanan global: optimalisasi modal, ESG, dan digitalisasi proses keuangan.

Sebagai mitra terpercaya dalam mendukung pertumbuhan bisnis nasabah, DBS Bank Ltd (Bank DBS) kembali menegaskan komitmennya melalui laporan survei bertajuk New Realities, New Possibilities. Studi ini melibatkan lebih dari 800 pemimpin keuangan, khususnya Chief Financial Officer (CFO) dan Corporate Treasurers di tujuh sektor dan 14 pasar, guna menggali pemahaman mendalam terhadap dinamika ekonomi makro dan dampaknya terhadap strategi keuangan perusahaan.

Tiga tantangan utama yang muncul dari studi ini adalah ketegangan geopolitik, volatilitas inflasi dan suku bunga, serta gangguan rantai pasokan. Namun, hadirnya teknologi baru seperti Generative AI dan Blockchain, bersama meningkatnya fokus pada keberlanjutan, justru dilihat sebagai peluang untuk mendorong efisiensi dan inovasi dalam pengelolaan keuangan perusahaan.

Untuk memahami perubahan prioritas para pemimpin keuangan global secara lebih akurat, survei dilakukan dalam dua periode: sebelum dan sesudah pengumuman tarif baru oleh Amerika Serikat pada April lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa pemanfaatan financial intelligence berbasis data tetap menjadi fokus utama dalam memperkuat ketahanan keuangan. Penggunaan AI untuk analisis dan visualisasi data dinilai semakin penting dalam meningkatkan fungsi treasury.

Di antara berbagai prioritas, manajemen likuiditas dan valuta asing (FX) mengalami peningkatan signifikan. Jika sebelumnya berada di urutan ketujuh, kini menempati posisi kedua sebagai respons atas kenaikan biaya awal dan potensi penumpukan inventaris akibat ketidakpastian pasar yang meningkat.

Di Indonesia, laporan ini mencerminkan pergeseran nyata dalam fokus para pemimpin keuangan. Di tengah tekanan global, mereka melihat peluang strategis untuk menguatkan peran Indonesia sebagai pusat manufaktur yang kompetitif, didukung ekspansi kawasan ekonomi khusus (KEK) yang terus berkembang. Transformasi ini diperkirakan akan membentuk ulang lanskap industri nasional dalam waktu dekat.

Read More  MG Tampilkan Baterai EV Tertipis dan Tercanggih di Dunia

Anthonius Sehonamin, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, menyebutkan bahwa para CFO saat ini menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Tak hanya soal teknologi dan data, namun juga pentingnya mengelola likuiditas dan FX dengan hati-hati di tengah fluktuasi global. Ia menegaskan bahwa hasil studi ini mencerminkan peran Bank DBS sebagai mitra strategis yang siap membantu nasabah menavigasi ketidakpastian pasar dan memanfaatkan peluang pertumbuhan secara adaptif.

Menariknya, para pemimpin keuangan di Indonesia memprioritaskan efisiensi modal sebagai agenda utama mereka. Sebanyak 80 persen responden menjadikan optimalisasi biaya modal sebagai fokus utama dalam merespons pelemahan rupiah, tekanan perdagangan, dan inflasi yang masih berlanjut. Sementara itu, 78 persen menempatkan kinerja ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai strategi utama, terutama karena meningkatnya kewajiban pelaporan dan ekspektasi investor terhadap tanggung jawab keberlanjutan perusahaan.

Prioritas berikutnya adalah peningkatan aktivitas kebendaharaan, yang dianggap penting oleh 76 persen responden untuk mendorong efisiensi proses dan memperkuat dampak strategis perusahaan. Ketiga prioritas utama ini kemudian dianalisis menggunakan alat pengukuran terbaru dalam laporan ini, yaitu Strategic Effectiveness Indicator (SEI). Hasilnya menunjukkan bahwa ESG mencatat skor efektivitas tertinggi (82 persen), disusul oleh optimalisasi biaya modal (78 persen) dan penguatan fungsi treasury (76 persen).

Bank DBS juga menggarisbawahi pentingnya solusi yang adaptif untuk menjawab kebutuhan para pemimpin keuangan Indonesia di tengah tantangan global. Strategi yang kini banyak dipertimbangkan termasuk pemanfaatan teknologi seperti Gen AI dan otomatisasi cerdas, penggunaan layanan konsultasi ESG untuk mendukung pembiayaan hijau, serta penyeimbangan ulang struktur pendanaan melalui diversifikasi sumber modal dan eksplorasi pembiayaan jangka panjang.

Dandy Indra Wardhana Pandi, Head of Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia, menyampaikan bahwa para pemimpin bisnis perlu mengelola risiko secara proaktif sambil terus beradaptasi dengan perubahan. Ia menekankan bahwa inovasi digital dan evaluasi strategi akan menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang, serta memperkuat posisi mitra bisnis yang tepercaya di tengah ketidakpastian pasar global.

Read More  Optimisme Startup Asia Tenggara, Tech in Asia Rilis Laporan Vital Signs 2025

New Realities, New Possibilities merupakan edisi ketiga dari serial laporan strategis Bank DBS, yang dirancang untuk membantu profesional di bidang keuangan dan treasury memahami perubahan dinamika bisnis, sekaligus mengidentifikasi strategi yang relevan dan adaptif di tengah perubahan global yang cepat.

Back to top button