HealthcareUpdate News

Belasan Anak di India Tewas Usai Minum Sirup Obat Batuk, Begini Cara Melindungi Anak di Indonesia

Kematian anak anak di India akibat sirup batuk yang tercemar menunjukkan risiko serius terhadap obat bebas untuk anak kecil, sehingga orang tua di Indonesia harus lebih selektif dan waspada.

Belasan anak di India dilaporkan meninggal dunia setelah mengonsumsi sirup batuk yang diduga terkontaminasi bahan kimia berbahaya. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi para orang tua di Indonesia untuk lebih waspada dalam memilih dan memberikan obat kepada anak.

Kematian sedikitnya 12 hingga 15 anak di negara bagian Madhya Pradesh dan Rajasthan terjadi setelah mereka minum sirup batuk bermerek Coldrif produksi Sresan Pharma. Hasil pemeriksaan menunjukkan sirup tersebut mengandung diethylene glycol (DEG), zat pelarut yang biasa digunakan untuk keperluan industri, bukan farmasi. Zat ini sangat beracun dan dapat merusak ginjal, hati, serta sistem saraf, terutama pada anak-anak yang memiliki metabolisme lebih sensitif.

Otoritas kesehatan India telah menarik produk tersebut dari peredaran dan memperingatkan agar sirup batuk tidak diberikan kepada anak-anak di bawah usia dua tahun. Penggunaan pada anak yang lebih besar pun harus dilakukan dengan pengawasan medis ketat. Kasus ini kembali menyoroti lemahnya pengawasan mutu obat di beberapa negara berkembang, serta pentingnya penegakan regulasi yang ketat terhadap industri farmasi.

Tragedi ini bukan yang pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, India dan sejumlah negara lain juga mengalami kasus serupa akibat sirup batuk yang mengandung DEG atau ethylene glycol. Dua bahan kimia tersebut berbahaya karena bisa menyebabkan gagal ginjal akut dan kematian jika tertelan dalam jumlah kecil sekalipun.

Pelajaran penting bagi Indonesia adalah bahwa keamanan obat anak harus menjadi prioritas. Orang tua sebaiknya tidak memberikan obat tanpa anjuran dokter, terutama untuk anak-anak berusia di bawah dua tahun. Setiap produk yang dibeli perlu diperiksa izin edar BPOM-nya, tanggal kedaluwarsa, serta kemasan dan labelnya. Jika tidak jelas atau tampak mencurigakan, sebaiknya dihindari.

Read More  Perputaran Dana Kripto Capai Rp109 Triliun, Jauh Lampaui Judi Online yang Ilegal

Konsultasi dengan dokter atau apoteker juga penting sebelum memberikan obat batuk atau obat flu kepada anak. Tidak semua kondisi batuk membutuhkan obat kimia; sebagian besar batuk ringan dapat membaik dengan istirahat cukup, cairan hangat, dan menjaga udara ruangan tetap lembap. Jika setelah minum obat anak menunjukkan gejala seperti muntah, nyeri perut, lemas, atau berkurangnya frekuensi buang air kecil, segera bawa ke fasilitas kesehatan.

Pemerintah Indonesia melalui BPOM diharapkan terus memperkuat pengawasan terhadap obat-obatan impor maupun produksi lokal agar bebas dari bahan kimia berbahaya. Kasus di India menjadi peringatan bahwa kelalaian sekecil apa pun dalam proses produksi dan distribusi obat dapat berakibat fatal. Kewaspadaan dan kepedulian orang tua menjadi benteng terakhir untuk melindungi kesehatan anak-anak dari ancaman yang tak terlihat di balik botol obat batuk.

Back to top button