Berapa Tabungan Ideal saat Usia 30 Tahun?
Memasuki usia 30 tahun, banyak anak muda mulai bertanya: sudah cukupkah tabungan untuk masa depan?

Memasuki usia 30 tahun, banyak anak muda mulai bertanya: sudah cukupkah tabungan untuk masa depan?
Di tengah tekanan gaya hidup urban, cicilan, dan tanggungan keluarga, angka tabungan sering kali menjadi cermin kondisi finansial yang sesungguhnya. Menurut perencana keuangan Andy Nugroho, idealnya seseorang di usia 30 memiliki tabungan minimal Rp 50–100 juta. Angka ini dianggap sebagai fondasi awal untuk membangun masa depan yang lebih stabil, terutama jika seseorang telah bekerja sejak usia 21 atau 22 tahun.
Secara matematis, target tersebut bukan mustahil. Seorang karyawan dengan gaji Rp 5 juta per bulan yang rutin menabung Rp 500 ribu bisa mengumpulkan lebih dari Rp 50 juta dalam waktu sembilan tahun. Sementara mereka yang berpenghasilan Rp 15 juta dan mampu menyisihkan Rp 10 juta per bulan bisa mencapai Rp 100 juta hanya dalam sepuluh bulan. Namun, realitasnya tak sesederhana kalkulasi. Banyak anak muda justru bergulat dengan utang konsumtif, cicilan rumah, biaya hidup tinggi, bahkan tanggungan orang tua dan adik-adik. Fenomena generasi sandwich membuat tabungan sering kali menjadi prioritas terakhir.
Perencana keuangan Tejasari dari Tatadana Consulting menyebutkan bahwa hanya sedikit kliennya yang benar-benar memiliki tabungan Rp 100 juta di usia 30. Menurutnya, angka itu bisa dicapai, tapi dengan pengorbanan besar. Tidak membeli mobil, tidak mengambil cicilan rumah, dan menjalani gaya hidup yang sangat disiplin. Ia menekankan bahwa tabungan bukan hanya soal nominal, tapi soal komitmen jangka panjang.
Di luar negeri, standar yang sering digunakan adalah memiliki tabungan setara satu kali gaji tahunan saat berusia 30. Jika penghasilan tahunan Rp 120 juta, maka tabungan idealnya juga Rp 120 juta. Patokan ini dianggap sebagai titik awal untuk membangun dana pensiun, dana darurat, dan investasi jangka panjang. Namun, para ahli keuangan seperti Tony Steuer dan Lauryn Williams mengingatkan bahwa angka ideal bukanlah kewajiban mutlak. Banyak orang baru mulai menabung serius di usia 30-an, dan itu bukan sebuah kegagalan. Yang penting adalah tidak tergoda investasi berisiko tinggi hanya karena merasa tertinggal.
Di era digital, peluang untuk membangun tabungan semakin terbuka. Aplikasi keuangan, fitur auto-debit, dan edukasi finansial tersedia luas. Tapi teknologi saja tidak cukup. Mindset menunda kesenangan demi kestabilan jangka panjang tetap menjadi fondasi utama. Literasi keuangan masa depan bukan hanya soal angka, tapi soal kebiasaan dan kesadaran. Usia 30 bukan akhir, melainkan titik balik untuk membangun masa depan finansial yang lebih sehat.
Jika ingin versi ini disesuaikan untuk media BPJS Kesehatan, Gen Z, atau multiplatform editorial, saya bisa bantu adaptasi gaya dan tone-nya. Mau lanjut ke versi headline carousel atau teaser push notification?