HealthcareUpdate News

Bersepeda Bisa Turunkan Risiko Kanker dan Penyakit Jantung Hingga 50%

Penelitian terbaru mengungkap, bersepeda secara rutin mampu memangkas risiko kanker dan penyakit jantung hingga setengahnya.

Suara roda sepeda bergesekan dengan aspal pagi ini di kawasan car free day Jakarta. Ratusan pesepeda, dari anak-anak hingga lanjut usia, melaju santai sambil menikmati udara segar. Bagi mereka, bersepeda mungkin sekadar hobi atau cara berolahraga murah meriah. Namun, penelitian terbaru menunjukkan, kebiasaan ini bisa menjadi “obat” pencegah penyakit mematikan di masa depan.

Sebuah studi yang dipimpin Dr. Mark Hamer, Profesor di Institute of Sport, Exercise and Health, University College London, menemukan bahwa orang yang rutin bersepeda memiliki risiko 45–50% lebih rendah terkena penyakit jantung dan kanker dibandingkan mereka yang tidak bersepeda sama sekali. “Aktivitas fisik seperti bersepeda membuat sistem kardiovaskular bekerja lebih efisien, sekaligus memperbaiki metabolisme tubuh,” jelas Dr. Hamer.

Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal ini melibatkan lebih dari 260 ribu responden di Inggris selama lima tahun. Hasilnya konsisten: peserta yang bersepeda ke tempat kerja atau meluangkan waktu minimal tiga kali seminggu untuk bersepeda memiliki kesehatan jantung lebih baik dan risiko kanker jauh lebih rendah.

Menurut Prof. Gillian Reeves, ahli epidemiologi dari University of Oxford yang terlibat dalam riset, manfaat bersepeda juga berkaitan dengan pengurangan faktor risiko lain seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan kadar gula darah yang tidak stabil. “Bersepeda adalah salah satu olahraga yang bisa dilakukan hampir semua orang, dan efeknya luar biasa untuk pencegahan penyakit kronis,” ujarnya.

Read More  OJK : 54% Pinjaman Daring Diserap Perempuan

Menariknya, tren pesepeda di kota-kota besar dunia sedang meningkat, didorong kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat dan isu lingkungan. Pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai membangun lebih banyak jalur sepeda, memadukan kampanye kesehatan dengan program transportasi berkelanjutan.

Ke depan, para ahli memprediksi bersepeda dapat menjadi salah satu strategi kesehatan masyarakat yang murah namun efektif. Dengan integrasi infrastruktur dan edukasi publik, risiko penyakit kronis di populasi bisa ditekan secara signifikan. “Jika bersepeda menjadi kebiasaan massal, kita bisa melihat penurunan angka penyakit jantung dan kanker dalam skala nasional dalam satu dekade,” tambah Dr. Hamer.

Bagi warga perkotaan, tantangan terbesar memang ketersediaan ruang aman untuk bersepeda. Namun, kombinasi jalur khusus sepeda, program bike sharing, dan kebijakan kota ramah pesepeda diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mengayuh lebih sering.

Jadi, lain kali Anda mempertimbangkan untuk menggunakan kendaraan bermotor untuk perjalanan dekat, ingatlah: setiap putaran pedal bukan hanya menggerakkan roda, tetapi juga memperpanjang umur dan melindungi tubuh dari penyakit mematikan.

Back to top button