FintalkUpdate News

Biaya Transportasi di RI Melonjak di Atas Rata-Rata Dunia

Masyarakat Indonesia mengeluarkan hingga 12,5% dari pendapatan bulanan untuk transportasi, meski tarif resmi relatif rendah, karena tingginya ongkos logistik dan inefisiensi distribusi.

Masyarakat Indonesia masih menyisihkan bagian signifikan dari penghasilan mereka untuk kebutuhan transportasi. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Perhubungan, pengeluaran transportasi rata-rata mencapai 12,46% dari total biaya hidup per bulan. Angka ini sudah melewati batas ideal yang ditetapkan oleh Bank Dunia, yakni tidak lebih dari 10%.

Jika ditelusuri lebih detail, sejumlah kota besar tercatat memiliki beban transportasi yang sangat tinggi. Di Bekasi, warga mengeluarkan sekitar Rp 1,918 juta per bulan (14,02% dari total pengeluaran), sementara di Depok angka tersebut mencapai Rp 1,803 juta atau setara 16,32%. Kota-kota lain seperti Surabaya, Jakarta, Bogor, Batam, Makassar, Jayapura, Balikpapan, dan Palembang juga menunjukan pengeluaran transportasi antara Rp 918 ribu hingga Rp 1,629 juta per bulan.

Faktor geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan distribusi infrastruktur yang tidak merata menjadi salah satu penyebab utama tingginya biaya logistik dan transportasi. Ditambah lagi, inefisiensi di pelabuhan, lamanya waktu bongkar muat, minimnya integrasi moda transportasi, serta biaya untuk perjalanan ‘first mile’ dan ‘last mile’ turut menambah beban masyarakat.

Simetri harga angkot murah atau layanan umum, biaya transportasi bisa membengkak ketika masyarakat harus mengeluarkan biaya tambahan seperti ojek daring, parkir, atau transportasi penghubung—meskipun tarif utamanya relatif rendah.

Upaya pemerintah untuk meredam tekanan biaya ini terus berjalan. Anggaran besar seperti subsidi tarif untuk angkutan umum, hingga pengembangan sistem integrasi tarif digital dan sistem pembayaran terpadu, sedang digarap oleh Kemenhub. Langkah strategis ini diharapkan dapat memperlancar konektivitas antar moda transportasi dan akhirnya menekan pengeluaran transportasi masyarakat.

Read More  Perkuat Kolaborasi Berkelanjutan Lewat Program SATU Indonesia Awards

Seiring tantangan biaya yang terus ditekan, penguatan infrastruktur, digitalisasi sistem, serta penyelesaian isu first-mile dan last-mile menjadi kunci menuju transportasi yang lebih terjangkau, efisien, dan inklusif—sejalan dengan upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat dan daya saing ekonomi nasional.

Back to top button