TechnoUpdate News

Booming AI Cetak Miliarder Muda: Valuasi Startup Tembus USD 2,7 Triliun

Ledakan industri kecerdasan buatan menjadikan ratusan anak muda miliarder baru, dengan valuasi startup AI global mencapai USD 2,7 triliun.

Dunia sedang menyaksikan gelombang penciptaan kekayaan tercepat dalam sejarah teknologi. Ledakan kecerdasan buatan (AI) telah melahirkan ratusan miliarder muda, dengan valuasi gabungan startup AI global kini mencapai USD 2,7 triliun, menurut data CB Insights yang dikutip oleh detikINET.

Sebanyak 498 perusahaan rintisan AI kini berstatus unicorn, dengan lebih dari 100 di antaranya baru berdiri sejak 2023, menyusul booming AI yang dipicu oleh peluncuran ChatGPT. Di antara nama-nama yang mencuri perhatian adalah Alexandr Wang, pendiri Scale AI yang kini bergabung dengan Meta, dengan kekayaan diperkirakan mencapai USD 3,6 miliar di usia 28 tahun. Lucy Guo, pendiri startup AI lainnya, kini memiliki kekayaan USD 1 miliar di usia 30 tahun.

Dario Amodei, pendiri Anthropic AI, diperkirakan memiliki kekayaan lebih dari USD 1,2 miliar. Perusahaannya baru-baru ini dinilai lebih dari USD 170 miliar setelah putaran pendanaan besar-besaran. Mira Murati, mantan eksekutif OpenAI, mendirikan Thinking Machines Lab pada Februari dan berhasil mengumpulkan USD 2 miliar hanya dalam lima bulan, menjadikan valuasi perusahaannya USD 12 miliar.

Lonjakan ini tak hanya terjadi di Silicon Valley, tetapi juga merambah Asia. Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek asal China, kini menjadi miliarder dengan kekayaan sekitar USD 1 miliar. Fenomena ini menunjukkan bahwa AI bukan sekadar revolusi teknologi, tetapi juga mesin pencetak kekayaan global.

Andrew McAfee, peneliti dari MIT, menyebut fenomena ini sebagai penciptaan kekayaan tercepat dalam sejarah modern. “Melihat data lebih dari 100 tahun yang lalu, kami belum pernah melihat kekayaan tercipta sebesar dan secepat ini. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya kepada CNBC.

Read More  Jika Perang Nuklir Meletus, Dunia Terpapar, Kesehatan Global di Ujung Tanduk

Kombinasi antara lonjakan saham perusahaan AI publik seperti Nvidia, Meta, dan Microsoft, serta gaji tinggi bagi engineer AI, memperkuat daya tarik industri ini. Bahkan San Francisco kini memiliki lebih banyak miliarder daripada New York, dengan 82 orang terkaya dibandingkan 66 di kota finansial tersebut.

Ledakan AI juga memicu pertumbuhan populasi jutawan di Bay Area, yang telah berlipat ganda dalam satu dekade terakhir. Dengan pendanaan ventura yang terus mengalir, sovereign wealth fund yang agresif, dan pasar sekunder yang aktif, startup AI kini menjadi magnet kekayaan baru bagi generasi muda.

Back to top button