Campak Lebih Menular daripada Covid-19, Menkes Ingatkan Urgensi Vaksinasi
Campak dapat menular ke 12â18 orang dari satu penderita, jauh lebih tinggi dibanding Covid-19. Menkes mengimbau masyarakat memperkuat vaksinasi untuk mencegah wabah yang lebih luas.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperingatkan bahwa virus campak menjadi salah satu ancaman kesehatan paling menular saat ini. Dalam kunjungan kerja ke Sumenep, Madura, ia menjelaskan bahwa satu orang dengan Covid-19 biasanya menularkan virus ke 8â10 orang, sementara penderita campak bisa menularkannya ke 12â18 orang di sekitarnya.
Tingkat penularan yang sangat tinggi ini membuat campak lebih berbahaya, terutama di wilayah dengan cakupan vaksinasi rendah. Virus campak bisa bertahan di udara hingga dua jam setelah penderita batuk atau bersin, sehingga orang yang hanya berada sebentar di ruangan yang sama tetap berisiko tertular. Situasi ini membuat upaya pencegahan menjadi lebih mendesak, apalagi penularan dapat terjadi bahkan sebelum gejala muncul.
Gejala campak biasanya dimulai dengan demam tinggi, batuk, mata merah, dan diikuti ruam khas pada kulit. Meski terlihat ringan, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia, radang otak, dan bahkan kematian, terutama pada balita, orang dengan daya tahan tubuh lemah, atau mereka yang mengalami malnutrisi. Di Indonesia, wabah di Jawa Timur telah menginfeksi ribuan anak dan menyebabkan sedikitnya 17 kematian, memicu pelaksanaan vaksinasi massal di daerah rawan.
Menkes menegaskan bahwa vaksinasi adalah kunci untuk mencegah penyebaran luas. Vaksin campak-rubella yang diberikan dua dosis mampu memberikan perlindungan hingga 97%, menjadikannya langkah paling efektif untuk melindungi individu sekaligus komunitas. Dengan cakupan imunisasi minimal 95% di setiap wilayah, rantai penularan bisa diputus dan risiko kematian akibat campak dapat ditekan secara signifikan.





