China Luncurkan Superkomputer Seukuran Kulkas yang Diklaim Bisa Bernalar Seperti Otak Manusia
China kembali mengejutkan dunia teknologi dengan meluncurkan superkomputer mini bernama INN Inside Computing Body, yang diklaim mampu âbernalarâ layaknya otak manusia.
Langkah besar kembali datang dari Negeri Tirai Bambu. Tim ilmuwan China baru saja memperkenalkan INN Inside Computing Body, sebuah superkomputer berukuran seukuran kulkas rumah tangga namun memiliki kemampuan pemrosesan yang luar biasa canggih. Teknologi ini diklaim mampu meniru cara kerja otak manusia, baik dalam hal penalaran logis maupun pengambilan keputusan kompleks.
Dikutip dari Kompas.com, proyek ini dikembangkan oleh Institut Inisiatif Inovasi Nasional (INN) di bawah koordinasi Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS). Perangkat ini menggunakan arsitektur neuromorfik, yaitu sistem komputasi yang dirancang menyerupai struktur jaringan neuron otak manusia.
Menurut salah satu peneliti utama, Prof. Li Xiaowei, teknologi ini bukan sekadar kecerdasan buatan biasa. âKomputer ini tidak hanya memproses data, tetapi juga mampu memahami konteks dan belajar secara adaptif, seperti otak manusia saat menghadapi situasi baru,â ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip media lokal China Daily.
Ukuran yang ringkas membuat INN Inside Computing Body jauh lebih hemat energi dibandingkan superkomputer konvensional. Jika biasanya superkomputer membutuhkan ruangan besar dengan sistem pendingin raksasa, versi ini cukup disimpan di satu sudut laboratorium atau kantor riset.
Superkomputer ini menggunakan chip neuromorfik generasi ketiga hasil pengembangan dalam negeri yang menggabungkan algoritma pembelajaran mendalam (deep learning) dengan pemrosesan paralel ultra cepat. Teknologi ini memungkinkan perangkat melakukan penalaran kompleks, seperti memahami pola visual, bahasa, hingga menyelesaikan masalah logika secara otonom.
Para ahli menilai, langkah China ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memimpin era komputasi cerdas. Dengan menggabungkan AI generatif, big data, dan neurosains, negara tersebut berupaya menciptakan sistem yang mampu berpikir mandiri tanpa sepenuhnya bergantung pada pemrograman manusia.
Namun sejumlah peneliti internasional tetap menyarankan kehati-hatian. Dr. Yong Chen, pakar kecerdasan buatan dari University of Hong Kong, menilai bahwa klaim âbernalar seperti otakâ masih perlu dibuktikan lewat uji performa global. âNeuromorfik computing adalah langkah penting, tapi masih jauh dari kompleksitas otak manusia yang sesungguhnya,â ujarnya.
Meski begitu, INN Inside Computing Body menjadi simbol ambisi baru China untuk memperkecil ketergantungan pada chip dan teknologi komputasi dari luar negeri. Jika benar mampu bekerja seperti yang dijanjikan, dunia bisa segera menyaksikan lahirnya generasi baru superkomputer cerdas yang akan mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi.



