TechnoUpdate News

Coding Camp DBS Foundation Luluskan Ribuan Talenta Digital Siap Kerja

Program Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation meluluskan puluhan ribu peserta, mempersiapkan generasi muda untuk menjadi talenta digital masa depan yang inklusif dan berdampak.

ebagai bagian dari komitmennya dalam menciptakan dampak sosial bagi masyarakat rentan, Bank DBS Indonesia bersama DBS Foundation menyelenggarakan program pelatihan teknologi berskala nasional bertajuk Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation. Program ini berhasil memberikan pelatihan intensif selama satu semester kepada 3.000 mahasiswa dan siswa SMK, serta pelatihan dasar untuk 57.000 peserta lainnya di bidang Front-End, Back-End, dan Machine Learning.

Sepanjang program, tercipta lebih dari 30.000 kredensial mikro atau sertifikat kompetensi digital baru—membuktikan kontribusi nyata dalam menyiapkan talenta digital siap kerja. Tak hanya memberikan pelatihan, Coding Camp juga menghadirkan event bursa kerja daring guna memfasilitasi penyerapan tenaga kerja lulusan program ini.

Acara kelulusan Coding Camp tahun ini dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, serta CEO Dicoding, Narenda Wicaksono. Turut hadir para pimpinan kementerian terkait, perwakilan kampus dan SMK mitra, instruktur dari karyawan DBS Indonesia, hingga sejumlah lulusan terbaik.

Sejak pertama kali hadir pada 2023, Coding Camp telah menjadi tonggak penting dalam membentuk SDM digital yang kompeten dan siap berkontribusi di industri teknologi. Program ini juga merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan Bank DBS melalui alokasi dana SGD 1 miliar selama 10 tahun untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas rentan secara inklusif dan berkelanjutan.

Wakil Menteri Dikti Saintek, Prof. Fauzan menyebut program ini sebagai wujud pendidikan yang adaptif terhadap zaman, karena mampu mengasah hard skill, soft skill, literasi keuangan, hingga daya kritis. Ia menegaskan bahwa dunia saat ini membutuhkan lebih banyak pemikir dan praktisi teknologi yang memadukan kecakapan teknis dengan kebijaksanaan moral.

Read More  Waspada! Masyarakat Indonesia Rugi Rp 3,2 Triliun Akibat Penipuan Jasa Keuangan

Memasuki tahun ketiganya, program ini ditingkatkan menjadi pelatihan intensif berdurasi lebih dari 800 jam. Dari 63.000 pendaftar, hanya 3.000 peserta yang lolos seleksi ketat—yang terdiri dari mahasiswa dan siswa SMK dari 575 institusi pendidikan di seluruh Indonesia. Sebanyak 32 persen peserta adalah perempuan, dan mayoritas berasal dari kota kecil menengah serta latar belakang ekonomi prasejahtera.

Selain keterampilan teknis, para peserta juga dibekali pelatihan Bahasa Inggris dan literasi keuangan, termasuk pelatihan soft skill yang diajarkan oleh 103 karyawan Bank DBS Indonesia secara sukarela melalui program People of Purpose (PoP). Total kontribusi pengajaran mencapai lebih dari 2.800 jam.

Presiden Direktur DBS Indonesia, Lim Chu Chong, menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata dari pilar keberlanjutan Bank DBS, yaitu Impact Beyond Banking. Coding Camp bukan hanya pelatihan teknis, tetapi juga sarana pemberdayaan generasi muda agar siap menjadi inovator, pemecah masalah, dan pemimpin ekonomi digital masa depan.

Di akhir pelatihan, para peserta diwajibkan menciptakan proyek digital sebagai bentuk portofolio. Total ada 482 proyek yang dihasilkan—termasuk Isyara, platform edukasi bahasa isyarat yang dikembangkan oleh tim mahasiswa lintas kampus. Aplikasi ini dirancang untuk membuat bahasa isyarat lebih inklusif dan mudah dipelajari semua kalangan.

CEO Dicoding, Narenda Wicaksono, menyampaikan kebanggaannya terhadap pencapaian para peserta dan menyoroti pentingnya kesetaraan akses dalam pendidikan teknologi. Ia menyebut bahwa banyak peserta program berasal dari kelompok prasejahtera dan penyandang disabilitas, termasuk peserta Tuli yang lulus dengan predikat terbaik.

Salah satunya adalah Valentio Stanley Gunadi, mahasiswa Tuli dari Universitas Bina Nusantara. Ia menyampaikan bahwa materi yang disiapkan sangat aksesibel dan membantunya memahami machine learning dengan baik. Valentio berharap lebih banyak penyandang disabilitas dapat ikut serta di masa depan.

Read More  SmartCervix: Deteksi Dini Kanker Serviks Berbasis AI dari Universitas Nusa Mandiri

Kisah inspiratif juga datang dari Muhammad Siddiq Fathurahman, siswa SMKN 2 Yogyakarta yang berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai Front-End Developer di sebuah software house setelah mempresentasikan proyek capstone-nya.

Melihat dampak sosial yang luas, program Coding Camp akan kembali hadir pada tahun 2026. Informasi pendaftaran akan diumumkan pada Oktober 2025.

Back to top button