HealthcareUpdate News

Cuaca Panas Picu Lonjakan Penyakit, Ini yang Harus Diwaspadai dan Cara Mencegahnya

Cuaca panas ekstrem yang melanda berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa pekan terakhir tidak hanya membuat tubuh cepat lelah, tapi juga memicu munculnya berbagai penyakit yang patut diwaspadai.

Fenomena cuaca panas dengan suhu harian mencapai lebih dari 35°C kini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan tenaga medis. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu panas ekstrem ini dipicu oleh berkurangnya tutupan awan dan masuknya massa udara kering dari Australia, yang menyebabkan kelembapan udara menurun tajam.

Menurut dr. Erlina Burhan, pakar penyakit dalam dari RSUP Persahabatan, paparan suhu panas berlebih dapat menyebabkan gangguan pada sistem tubuh manusia. “Ketika suhu lingkungan terlalu tinggi, tubuh akan bekerja ekstra untuk menjaga suhu tetap stabil. Bila tidak diimbangi dengan hidrasi dan perlindungan yang cukup, berbagai gangguan kesehatan bisa muncul,” ujarnya.

Beberapa penyakit yang umum terjadi akibat cuaca panas antara lain:

  1. Dehidrasi dan heat exhaustion (kelelahan panas) — kondisi ketika tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit akibat berkeringat berlebihan.
  2. Heatstroke (sengatan panas) — bentuk paling berat dari stres panas, bisa menyebabkan pingsan, kerusakan organ, bahkan kematian bila tidak segera ditangani.
  3. Iritasi kulit dan biang keringat — muncul karena keringat terperangkap di bawah permukaan kulit.
  4. Penyakit saluran pernapasan — udara kering dan panas dapat memperburuk kondisi penderita asma atau alergi debu.
  5. Tekanan darah tinggi dan gangguan jantung — cuaca panas menyebabkan pembuluh darah melebar dan memaksa jantung bekerja lebih keras.

dr. Arif Wibowo, dokter spesialis kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya pencegahan sederhana agar tubuh tetap sehat di tengah cuaca ekstrem. “Kuncinya adalah hidrasi yang cukup, menghindari paparan langsung sinar matahari terutama antara pukul 10.00–15.00, serta mengenakan pakaian yang longgar dan berwarna terang,” jelasnya.

Read More  Ini 5 Provinsi dengan Penduduk Miskin Terbanyak, Ekonomi Belum Menjangkau Lapisan Bawah

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur yang mengandung air tinggi, seperti semangka, mentimun, dan jeruk. Aktivitas fisik berat sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu lebih sejuk.

BMKG memperkirakan kondisi cuaca panas ini akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap risiko penyakit akibat panas dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami pusing, lemas, atau mual setelah berada di luar ruangan dalam waktu lama.

Back to top button