Dari Desa ke Dunia: Anak Petani Magang di Hotel Bintang Lima Hong Kong
Bagi Aldes Nasution, menjadi anak seorang petani di Desa Sikapas, Mandailing Natal, Sumatera Utara, tidak pernah membatasi mimpinya. Mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan ini terbiasa membiayai kuliahnya sendiri lewat usaha kecil-kecilan, sambil mengikuti berbagai lomba untuk menambah uang kos dan makan. Kini, berkat beasiswa RedDoorz Excellent Diploma (RED) Scholarship, Aldes berhasil melangkah lebih jauh: ia terpilih untuk mengikuti program magang di hotel bintang lima di Hong Kong.
Kisah Aldes muncul di tengah menggeliatnya sektor pariwisata Indonesia pascapandemi. Menurut Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, jumlah tenaga kerja di sektor ini mencapai 25,01 juta orang pada 2024ânaik 2,5 persen dari tahun sebelumnyaâseiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Namun, pertumbuhan ini dibayangi tantangan serius: kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil, terutama dari kalangan muda yang kesulitan mengakses pendidikan. Untuk menjawab tantangan itu, RedDoorz menghadirkan RED Scholarship, program beasiswa penuh bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu di empat Poltekpar: Medan, Palembang, Bali, dan Lombok.
Program ini merupakan hasil kolaborasi RedDoorz dengan Kementerian Pariwisata sejak Juli 2024, dan akan berlangsung hingga 2027. Cakupannya tidak hanya biaya kuliah, tetapi juga biaya hidup serta peluang magang di jaringan properti RedDoorz dan brand terkait.
âDulu saya sempat ragu bisa menyelesaikan kuliah. Saya gagal lebih dari sembilan kali tes masuk perguruan tinggi, dan kondisi ekonomi keluarga juga terbatas. Tapi dengan beasiswa ini, jalan saya terbuka,â ujar Aldes. âSekarang saya bisa fokus belajar dan magang ke luar negeriâsesuatu yang dulu tak pernah saya bayangkan. Saya punya impian besar: menjadi Menteri Pariwisata Republik Indonesia.â
Devi Febriana, PR Manager RedDoorz, menyatakan bahwa kisah seperti Aldes menjadi semangat utama di balik peluncuran RED Scholarship. âBanyak mahasiswa Poltekpar punya potensi luar biasa, tapi terkendala ekonomi. Kami ingin mereka punya peluang yang setara untuk berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan pariwisata nasional.â
Dukungan juga datang dari pemerintah. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. âKami mengapresiasi RedDoorz, bukan hanya melalui Gerakan Wisata Bersih, tetapi juga dalam mendukung pendidikan vokasi. Investasi pada talenta muda seperti ini sangat krusial untuk menjaga keberlanjutan dan daya saing industri pariwisata kita di masa depan,â tegasnya.
Hingga 2025, RED Scholarship telah menjangkau belasan mahasiswa dari berbagai jurusan, mulai dari Manajemen Akuntansi Hospitaliti hingga Usaha Perjalanan Wisata. Para penerima tidak diwajibkan bekerja di RedDoorz setelah lulus, namun diharapkan bisa membawa ilmu dan semangat yang mereka peroleh ke komunitas dan industri di daerah asal masing-masing.
Dengan semakin banyak anak muda seperti Aldes yang memperoleh akses pendidikan berkualitas, RedDoorz optimistis bahwa masa depan industri perhotelan Indonesia akan ditopang oleh generasi yang tangguh, kompeten, dan inklusif.




