Di Indonesia, 92% Profesional Kini Gunakan AI untuk Tingkatkan Kinerja
Mayoritas pekerja Indonesia kini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendongkrak produktivitas, menjadikan AI bagian tak terpisahkan dari budaya kerja modern.

Indonesia tengah mengalami lonjakan adopsi kecerdasan buatan (AI) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut laporan Work Trend Index 2025 dari Microsoft dan LinkedIn, sebanyak 92% pekerja profesional di Indonesia kini menggunakan AI generatif dalam rutinitas kerja mereka—angka ini jauh melampaui rata-rata global (75%) dan Asia Pasifik (83%).
Fenomena ini menandai transformasi besar dalam budaya kerja nasional. Para pengguna AI aktif bahkan menunjukkan intensitas tinggi: 93% memulai hari kerja mereka dengan AI, dan 94% menggunakannya untuk merancang strategi kerja keesokan harinya. AI bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan mitra kerja yang mengubah cara berpikir, berproduksi, dan berinovasi.
Dari sisi demografi, generasi muda memimpin tren ini. Gen Z mencatat tingkat penggunaan AI tertinggi (90%), disusul Millennial (89%), Baby Boomers (80%), dan Gen X (75%). Ini menunjukkan bahwa adopsi AI telah merata di berbagai kelompok usia, bukan hanya domain anak muda.
Tak hanya individu, perusahaan juga bergerak cepat. Sebanyak 59% pemimpin bisnis di Indonesia telah mengintegrasikan agen AI untuk mengotomatisasi proses kerja dan meningkatkan efisiensi operasional. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata Asia Pasifik (53%).
Survei Populix juga mencatat bahwa 45% pekerja umum di Indonesia menggunakan platform AI seperti ChatGPT dan Copy.ai untuk mendukung pekerjaan sehari-hari. Sementara itu, laporan AWS menyebutkan bahwa 18 juta bisnis di Indonesia telah mengadopsi AI, setara 28% dari total perusahaan nasional.
Namun, tantangan tetap ada. Sebagian besar perusahaan masih menggunakan AI pada level dasar, seperti tugas administratif dan analisis data sederhana. Hanya 10% yang benar-benar memanfaatkan AI untuk inovasi produk dan transformasi model bisnis.
Dharma Simorangkir, President Director Microsoft Indonesia, menyebut bahwa 2025 adalah tahun lahirnya “Frontier Firm”—perusahaan masa depan yang menggabungkan kepemimpinan manusia dengan agen AI. “Dengan mindset dan investasi yang tepat, Indonesia bisa membangun bisnis yang lebih cepat, cerdas, dan berdampak,” ujarnya dalam peluncuran laporan tersebut.
Adopsi AI bukan lagi tren, melainkan fondasi baru dalam dunia kerja Indonesia. Dari startup hingga korporasi besar, dari Gen Z hingga Baby Boomers, AI kini menjadi katalis produktivitas, efisiensi, dan daya saing global.
J