Digital Competitiveness Index 2025, Menyoroti Inovasi dan Kecerdasan Buatan
East Ventures resmi merilis EV-DCI 2025, menyoroti peningkatan daya saing digital Indonesia melalui inovasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan.

East Ventures, perusahaan venture capital terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara, bersama dengan Katadata Insight Center, resmi meluncurkan East Ventures — Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025.
Memasuki edisi keenam sejak debutnya pada tahun 2020, laporan ini terus memetakan lanskap dan daya saing digital Indonesia, dengan tema tahun ini berfokus pada inovasi dan kecerdasan buatan (AI) sebagai motor penggerak daya saing digital nasional.
Menurut Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, indeks ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan analisis mendalam mengenai perkembangan ekonomi digital serta mempercepat pemerataan peluang ekonomi digital yang inklusif.
“Peningkatan daya saing digital semakin terlihat dari tahun ke tahun. Yang menggembirakan, sejumlah provinsi di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) kini menunjukkan tren peningkatan yang menjanjikan,” ujar Willson.
Daya Saing Digital di 38 Provinsi Indonesia
EV-DCI 2025 menyajikan data daya saing digital dari 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia. Tren peningkatan terus berlanjut, dengan skor EV-DCI 2025 mencapai 38,8, lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya: 38,1 pada 2024, 37,8 pada 2023 dan 35,2 pada 2022
Perbaikan paling signifikan tahun ini terjadi pada persentase pekerja yang menggunakan internet dan ekspansi jangkauan 3G serta 4G ke desa-desa, yang turut mempersempit kesenjangan digital antardaerah. Dari daftar 10 provinsi dengan skor daya saing digital tertinggi masih didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa:
- DKI Jakarta (78,4)
- Jawa Barat
- Banten (peningkatan signifikan)
- Jawa Timur
- DI Yogyakarta
- Bali
- Kepulauan Riau
- Kalimantan Timur
- Jawa Tengah
- Sumatera Utara
Laporan ini juga mencatat bahwa Papua mengalami peningkatan paling signifikan, naik 14 peringkat, dari posisi 34 ke 20, didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,8% pada 2024, melampaui rata-rata nasional 5%.
Adopsi Kecerdasan Buatan
Indonesia terus mempercepat transformasi digital melalui adopsi teknologi seperti: AI (Artificial Intelligence), Internet of Things (IoT), Blockchain, dan Jaringan 5G
Sepanjang tahun 2024, investasi pada perusahaan berbasis AI mencapai US$542,9 juta, meningkat 141,5% sejak 2020, menunjukkan tingginya minat terhadap sektor teknologi canggih.
East Ventures juga berinvestasi S$300 juta melalui kemitraan dengan SEEDS Capital untuk mengembangkan perusahaan deep tech di Singapura, sebuah langkah strategis yang diharapkan memberikan dampak besar bagi ekosistem digital Indonesia.
Sejumlah perusahaan dalam ekosistem East Ventures turut berkontribusi dalam mempercepat inklusi digital dan pemanfaatan AI. Diantaranya :
Xendit – Mengintegrasikan AI untuk deteksi penipuan dan pemrosesan lebih dari 350 juta transaksi.
Komunal – Mencairkan Rp10,6 triliun pinjaman UMKM dengan penilaian kredit berbasis AI.
Stockbit – Menggunakan AI sebagai co-pilot dalam pengembangan produk keuangan digital.
Mekari – Mendukung 30.000+ UMKM dengan solusi pajak, akuntansi, dan CRM berbasis AI.
Meeting.ai – Menghadirkan efisiensi administratif bagi lebih dari 300.000 pengguna.
Laporan EV-DCI 2025 menjadi kompas strategis bagi evolusi digital Indonesia, memberikan data penting untuk mengukur kemajuan inklusi digital dan kesiapan AI dalam meningkatkan daya saing nasional.
East Ventures optimistis dengan tren digitalisasi yang semakin merata dan berharap ekosistem digital yang inklusif dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh masyarakat Indonesia.