HealthcareUpdate News

Dinkes DKI Ingatkan Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan, Ibu Hamil Jadi Kelompok Paling Rentan

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai bahaya mikroplastik yang kini bahkan ditemukan dalam air hujan di Jakarta, karena dapat berdampak serius terhadap kesehatan, terutama bagi ibu hamil dan janin.

Fenomena meningkatnya paparan mikroplastik di lingkungan perkotaan kian mengkhawatirkan. Setelah penelitian terbaru menunjukkan air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menegaskan perlunya kewaspadaan masyarakat terhadap dampak jangka panjang bahan berbahaya ini terhadap tubuh manusia.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menjelaskan bahwa mikroplastik — partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter — bisa masuk ke tubuh manusia melalui udara, makanan, dan air. “Paparan mikroplastik dapat memicu peradangan, gangguan hormon, serta berpotensi memengaruhi fungsi organ vital,” ujarnya, Kamis (23/10).

Menurut Ani, kelompok ibu hamil dan anak-anak merupakan yang paling rentan terhadap paparan mikroplastik. Zat kimia dalam plastik, seperti bisfenol A (BPA) dan ftalat, diketahui dapat mengganggu sistem endokrin dan berisiko menghambat perkembangan janin. “Partikel mikroplastik yang terhirup atau tertelan bisa menembus sistem sirkulasi darah dan mencapai plasenta, sehingga berpotensi memengaruhi kesehatan bayi,” jelasnya.

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebelumnya menemukan adanya mikroplastik di berbagai sumber air Jakarta, termasuk air hujan, sungai, hingga keran rumah tangga. Mayoritas partikel tersebut berasal dari limbah plastik rumah tangga, debu jalan, hingga serpihan ban kendaraan.

Dinkes DKI mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi air dan makanan sehari-hari. Penggunaan air minum yang sudah disaring atau dimasak, mengurangi konsumsi makanan dalam kemasan plastik, serta menghindari penggunaan wadah plastik sekali pakai menjadi langkah awal untuk mengurangi paparan mikroplastik.

Read More  DBS Rekomendasikan Investasi Emas dan Saham Asia di Tengah Ketidakpastian Global

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mendukung gerakan Jakarta Bebas Plastik Sekali Pakai yang tengah digencarkan Pemprov DKI. “Kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia sangat berkaitan. Upaya mengurangi sampah plastik sama artinya dengan melindungi kesehatan generasi mendatang,” tegas Ani.

Para ahli menilai, peningkatan polusi mikroplastik di udara dan air kota besar seperti Jakarta dapat menjadi ancaman kesehatan jangka panjang. Penelitian dari Universitas Indonesia bahkan menemukan bahwa partikel mikroplastik juga dapat menempel pada paru-paru dan jaringan hati manusia.

Dengan kondisi tersebut, Dinkes DKI berkomitmen memperkuat kerja sama lintas sektor untuk melakukan edukasi, riset lanjutan, dan pengawasan kualitas air. Pemerintah daerah juga tengah menjajaki kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk memetakan area dengan tingkat paparan mikroplastik tertinggi.

“Kesadaran publik menjadi kunci utama. Kita tidak bisa menghindari mikroplastik sepenuhnya, tapi kita bisa mengurangi risikonya dengan perilaku hidup bersih dan sehat,” tutup Ani.

Back to top button