Safe and SecureUpdate News

Diskon Tarif Tol Saat Liburan Sekolah Berpotensi Sebabkan Kemacetan di Ruas Utama

Diskon tarif tol selama liburan sekolah berpotensi meningkatkan jumlah pengguna jalan tol hingga 20%, memicu kemacetan di beberapa ruas utama.

Antrean kendaraan mulai mengular di Gerbang Tol Cikampek Utama sejak pagi hari. Ribuan mobil yang hendak menuju kawasan wisata di Jawa Barat terjebak dalam kepadatan lalu lintas yang tak terhindarkan. Diskon tarif tol yang diberikan pemerintah selama liburan sekolah Juni–Juli 2025 menjadi salah satu faktor utama lonjakan pengguna jalan tol.

Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kebijakan diskon ini diperkirakan akan menarik 110 juta pengendara selama periode liburan. Namun, Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mempertanyakan urgensi kebijakan ini, mengingat liburan sekolah biasanya tidak menyebabkan lonjakan lalu lintas seperti Lebaran atau Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Prediksi Kenaikan Pengguna Jalan Tol

Berdasarkan analisis lalu lintas, jumlah pengguna jalan tol diperkirakan meningkat sekitar 15–20% dibandingkan periode normal. Lonjakan ini terjadi karena beberapa factor, seperti : Diskon tarif tol yang mendorong lebih banyak masyarakat bepergian dengan kendaraan pribadi. Liburan sekolah yang menjadi momen bagi keluarga untuk berwisata atau mudik singkat. Serta pencairan gaji ke-13 bagi ASN, yang meningkatkan daya beli masyarakat untuk perjalanan.

Menurut Kris Ade Sudiyono, Sekretaris Jenderal ATI, kebijakan ini perlu dikaji lebih lanjut agar tidak menimbulkan kemacetan parah di ruas tol utama. “Kami masih menunggu klarifikasi dari pemerintah mengenai motif di balik pemberian diskon ini. Jika tidak diimbangi dengan manajemen lalu lintas yang baik, kepadatan bisa terjadi di beberapa titik,” ujarnya.

Antisipasi Kemacetan di Jalan Tol

Read More  PGE Bagikan Dividen USD 136,4 Juta, Optimis Capai Target 1 GW

Untuk mengurangi dampak lonjakan pengguna jalan tol, pemerintah dan operator tol telah menyiapkan beberapa strategi:

  1. Rekayasa lalu lintas seperti contra flow dan one way di jalur utama.
  2. Optimalisasi rest area untuk menghindari kepadatan di tempat istirahat.
  3. Peningkatan jumlah petugas lalu lintas di titik rawan kemacetan.
  4. Penyebaran informasi lalu lintas secara real-time melalui aplikasi dan media sosial.

Menurut Menteri PUPR, Dody Hanggodo, diskon tarif tol ini merupakan bagian dari stimulus ekonomi yang bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung mobilitas nasional. “Kami sedang berdiskusi dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk memastikan kebijakan ini tidak berdampak negatif terhadap kelancaran lalu lintas,” katanya.

Meskipun diskon tarif tol selama liburan sekolah bertujuan untuk meningkatkan mobilitas dan konsumsi masyarakat, kebijakan ini berpotensi menyebabkan kemacetan di ruas tol utama. Pemerintah perlu memastikan bahwa strategi manajemen lalu lintas berjalan efektif agar perjalanan tetap nyaman bagi pengguna jalan.

Back to top button