TechnoUpdate News

Era Mobil Terbang Dimulai, Siap Mengubah Transportasi Dunia

Mobil terbang kini telah memasuki tahap produksi massal, membuka era baru dalam transportasi udara pribadi.

Langit Slovakia menjadi saksi sejarah baru dalam dunia otomotif. Sebuah kendaraan futuristik melaju di landasan pacu, lalu dalam hitungan detik, sayapnya terbuka dan ia melesat ke udara. AirCar, mobil terbang produksi massal pertama di dunia, kini siap dijual dan akan segera mengangkut penumpang keliling Eropa.

Mobil terbang bukan lagi sekadar konsep dalam film fiksi ilmiah. Perusahaan seperti Klein Vision, GAC, dan EHang telah mengembangkan kendaraan ini hingga tahap produksi massal. Klein Vision, misalnya, telah menguji lebih dari 500 kali lepas landas dan pendaratan dengan AirCar, yang kini siap dipasarkan dengan harga mulai dari USD 800 ribu hingga USD 1 juta.

Sudah Saatnya Masuk ke Indonesia?

Indonesia, dengan tantangan kemacetan di kota-kota besar, bisa menjadi pasar potensial bagi mobil terbang. Namun, regulasi dan infrastruktur masih menjadi kendala utama. EHang 216, yang pernah diuji coba di Indonesia beberapa tahun lalu, menunjukkan bahwa teknologi ini bisa diterapkan sebagai taksi udara untuk meningkatkan efisiensi transportasi.

Menurut Anton Zajac, salah satu pendiri Klein Vision, mobil terbang diperkirakan akan beralih sepenuhnya ke tenaga listrik dalam beberapa tahun ke depan. Perubahan ini didorong oleh kemajuan dalam teknologi baterai, khususnya peningkatan kepadatan energi yang memungkinkan mobil terbang beroperasi lebih efisien dan menempuh jarak lebih jauh.

Dengan semakin berkembangnya kendaraan listrik, teknologi ini berpotensi menjadi solusi bagi Indonesia yang tengah berupaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat transisi menuju transportasi ramah lingkungan.

Read More  Secangkir Kopi, Investasi Umur Panjang di Masa Depan

Mobil terbang diperkirakan akan mulai masuk ke Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Menurut laporan dari Vela Aero, perusahaan rintisan Indonesia yang mengembangkan mobil terbang Vela Alpha, kendaraan ini ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2028.

Selain itu, GAC, produsen mobil asal China, juga berencana membawa mobil terbang Gove ke Indonesia dan memperkenalkannya di ajang GIIAS 2025, yang akan digelar pada Juli hingga Agustus 2025. Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara yang mengadopsi teknologi mobil terbang dalam beberapa tahun ke depan, terutama untuk layanan transportasi udara perkotaan

Mobil terbang saat ini mengandalkan teknologi eVTOL (electric vertical takeoff and landing), memungkinkan kendaraan lepas landas dan mendarat secara vertikal tanpa membutuhkan landasan pacu panjang. Model seperti Govy AirCar dari GAC bahkan memiliki sistem otomatis yang memungkinkan sasis kendaraan bergerak sendiri ke stasiun pengisian daya setelah pesawat lepas landas.

Beberapa perusahaan yang telah mengembangkan mobil terbang hingga tahap produksi massal antara lain: Klein Vision (AirCar) – Slovakia, GAC (Govy AirCar) – China, EHang (EHang 216) – China, Toyota (SkyDrive) – Jepang, dan PAL-V (Liberty) – Belanda

Mobil terbang kini bukan lagi sekadar mimpi. Dengan produksi massal yang mulai berjalan, dunia akan segera menyaksikan revolusi transportasi udara pribadi. Indonesia memiliki peluang besar untuk mengadopsi teknologi ini, tetapi regulasi dan kesiapan infrastruktur harus menjadi prioritas sebelum kendaraan ini benar-benar bisa digunakan secara luas.

Back to top button