HealthcareUpdate News

Gas Air Mata di Tengah Demo, Hindari Mitos Pasta Gigi

Gelombang demonstrasi besar di berbagai kota Indonesia kembali memunculkan pertanyaan krusial: bagaimana cara aman menangani paparan gas air mata?

Jakarta, Surabaya, Bandung, Solo, Semarang, Makassar, dan sejumlah kota lain di Indonesia kembali dipenuhi massa yang turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap sejumlah kebijakan kontroversial. Aksi yang berlangsung sejak pagi hingga malam hari itu diwarnai dengan bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan. Di tengah upaya pembubaran massa, gas air mata kembali menjadi alat yang digunakan untuk mengendalikan situasi.

Paparan gas air mata bukan hanya menimbulkan rasa perih di mata, tetapi juga sesak napas, batuk hebat, dan iritasi kulit. Dalam kepanikan, banyak peserta aksi mencari cara cepat untuk meredakan efeknya. Salah satu metode yang kembali viral adalah mengoleskan pasta gigi di bawah mata. Beberapa bahkan menyebarkan video tutorial dadakan di media sosial, mengklaim bahwa odol bisa menjadi “penangkal instan” gas air mata.

Namun, klaim tersebut dibantah oleh Wisnu Pramudito dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia. Menurutnya, penggunaan pasta gigi justru berisiko memperparah iritasi karena kandungan mentol dan bahan abrasif di dalamnya tidak dirancang untuk kulit yang sedang terpapar zat kimia aktif. Ia menegaskan bahwa pertolongan pertama yang benar adalah menjauh dari sumber paparan, membilas wajah dengan air bersih atau larutan saline, dan segera mengganti pakaian yang terkontaminasi.

Ani Setyopratiwi, pakar kimia dari FMIPA Universitas Gadjah Mada, juga menyoroti bahwa emulsi dalam pasta gigi tidak memiliki kemampuan menetralisir senyawa aktif dalam gas air mata. Menurutnya, gas air mata bekerja dengan cara mengiritasi membran mukosa, dan penanganan terbaik adalah dengan larutan garam steril atau air mengalir yang cukup banyak. Ia menyebut bahwa penggunaan bahan-bahan rumah tangga yang belum teruji secara ilmiah justru bisa menimbulkan reaksi kimia baru yang tidak diinginkan.

Read More  Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Ibu Hamil dan Menyusui

Di lapangan, banyak relawan medis yang sudah bersiaga dengan semprotan saline, masker cadangan, dan air minum untuk membantu demonstran yang terpapar. Beberapa komunitas bahkan membagikan panduan pertolongan pertama melalui selebaran dan kanal media sosial. Namun, tantangan terbesar tetap pada penyebaran informasi yang akurat dan cepat di tengah derasnya arus hoaks dan mitos yang beredar.

Fenomena penggunaan pasta gigi sebagai penangkal gas air mata bukanlah hal baru. Dalam beberapa aksi massa sebelumnya, mitos ini juga sempat mencuat dan menjadi tren sesaat. Sayangnya, minimnya edukasi publik dan ketidakhadiran panduan resmi dari otoritas kesehatan membuat masyarakat mudah terjebak pada solusi instan yang belum tentu aman.

Di tengah meningkatnya intensitas demonstrasi dan penggunaan gas air mata, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa keselamatan bukan soal viralitas, melainkan soal akurasi dan efektivitas. Memilih sumber informasi yang terpercaya, memahami cara kerja zat kimia, dan menyiapkan diri dengan pengetahuan dasar pertolongan pertama adalah bentuk perlindungan paling nyata.

Aksi massa adalah bagian dari demokrasi, tetapi keselamatan individu tetap harus menjadi prioritas. Edukasi publik yang tepat, dukungan medis di lapangan, dan distribusi informasi yang akurat bisa menjadi penyeimbang di tengah situasi yang semakin kompleks.

Back to top button