FintalkUpdate News

Gen Z Tinggalkan Kantoran, Pilih Pekerjaan Terampil yang Tak Tergantikan AI

Gen Z mulai meninggalkan pekerjaan kantoran dan beralih ke profesi terampil seperti pengelasan, perpipaan, dan kelistrikan demi masa depan yang lebih aman dan nyata.

Di tengah dominasi kecerdasan buatan dan ketatnya persaingan kerja, generasi Z mulai mengambil langkah tak terduga: meninggalkan pekerjaan kantoran dan beralih ke profesi lama yang dulu dianggap cadangan. Pengelasan, perpipaan, kelistrikan, dan berbagai keterampilan teknis kini menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin bertahan dan berkembang di dunia kerja yang berubah cepat.

Menurut laporan Resume Builder yang dikutip oleh Kompas.com, sebanyak 42 persen Gen Z kini bekerja atau sedang meniti karier di bidang keterampilan teknis. Menariknya, 37 persen dari mereka adalah lulusan sarjana. Sebagian besar mengaku tidak bisa mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan, sementara lainnya memilih keluar dari pekerjaan “kerah putih” karena penghasilan yang stagnan dan risiko tergantikan oleh teknologi.

“Pekerjaan terampil menawarkan pendapatan langsung dan sulit diotomatisasi. Banyak lulusan merasa gelar mereka tidak mengarah pada karier nyata, sehingga mereka mencari alternatif yang lebih praktis dan diminati,” ujar Stacie Haller, Kepala Penasihat Karier di Resume Builder.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mencatat 7,28 juta pengangguran di Indonesia, dengan lebih dari satu juta di antaranya merupakan lulusan sarjana. Gen Z menjadi penyumbang tertinggi angka pengangguran dari tahun ke tahun, meski 27 persen dari total angkatan kerja global kini berasal dari generasi ini.

Fenomena ini bukan sekadar tren, melainkan respons terhadap realitas ekonomi dan teknologi. Di tengah ketidakpastian pascapandemi dan ancaman otomatisasi, Gen Z memilih jalur yang lebih tangible—pekerjaan yang menghasilkan, bisa dipelajari, dan dibutuhkan. Profesi seperti teknisi listrik, tukang las, dan mekanik kini kembali diminati, bahkan menjadi simbol ketahanan ekonomi baru.

Read More  Investor Kripto di Indonesia Tembus 16,5 Juta, Transaksi Naik 62% pada Juli 2025

Di sisi lain, perusahaan mulai menyadari bahwa keterampilan nyata tak bisa digantikan sepenuhnya oleh AI. Permintaan tenaga kerja terampil meningkat, dan pelatihan vokasi kembali menjadi sorotan. Lembaga pendidikan dan industri pun mulai beradaptasi, membuka jalur karier yang lebih fleksibel dan berbasis keterampilan.

Transformasi ini menunjukkan bahwa Gen Z bukan generasi yang lari dari tantangan, melainkan generasi yang berani mengubah arah. Mereka tidak sekadar mengejar prestise, tetapi mencari makna dan stabilitas di tengah dunia kerja yang terus berubah.

Back to top button