Hengki Kawilarang Tutup Usia, Diabetes dan Gejala yang Sering Diabaikan
Meninggalnya desainer senior Hengki Kawilarang akibat komplikasi diabetes membuka mata publik akan bahaya penyakit yang kerap datang diam-diam dan mematikan.

Dunia mode Indonesia kehilangan salah satu tokoh pentingnya. Hengki Kawilarang, desainer legendaris yang dikenal dengan karya-karya elegan dan penuh karakter, meninggal dunia pada 20 Juni 2025 setelah mengalami komplikasi serius akibat diabetes. Hengki sempat dilarikan ke IGD dalam kondisi tidak sadarkan diri, namun nyawanya tak tertolong. Ia diketahui telah lama mengidap diabetes dan menjalani cuci darah akibat gangguan ginjal yang diperparah oleh kadar gula darah tinggi.
Kisah Hengki menjadi pengingat keras bagi masyarakat bahwa diabetes bukan penyakit ringan. Menurut laporan terbaru dari International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia pada 2025 telah mencapai 21 juta jiwa, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus tertinggi kelima di dunia. Lonjakan ini dipicu oleh gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik, konsumsi gula berlebih, serta rendahnya kesadaran akan deteksi dini.
Yang membuat diabetes berbahaya adalah gejalanya yang sering kali tidak disadari. Banyak orang mengabaikan tanda-tanda awal seperti sering merasa haus, buang air kecil berlebihan, kelelahan tanpa sebab, luka yang sulit sembuh, hingga penglihatan kabur. Bahkan, gejala seperti kesemutan di kaki atau perubahan warna kulit sering dianggap sepele, padahal bisa menjadi awal dari komplikasi serius seperti neuropati diabetik atau gangguan sirkulasi darah.
Menurut dr. Anita Wulandari, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUP Persahabatan, banyak pasien datang dalam kondisi sudah parah karena tidak mengenali gejala awal. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan rutin dan edukasi publik. “Diabetes bisa dikendalikan jika diketahui sejak dini. Tapi jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal—mulai dari gagal ginjal, kebutaan, hingga amputasi,” ujarnya.
Pencegahan diabetes sebenarnya bisa dimulai sejak usia muda. Gaya hidup sehat menjadi kunci utama. Rutin berolahraga, menjaga pola makan rendah gula dan tinggi serat, serta menghindari stres kronis adalah langkah-langkah yang terbukti efektif. Pemeriksaan gula darah secara berkala juga penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan juga telah menyediakan layanan skrining gratis untuk deteksi dini penyakit kronis, termasuk diabetes. Namun, partisipasi masyarakat masih rendah. Banyak yang baru memeriksakan diri setelah muncul komplikasi.
Kepergian Hengki Kawilarang menjadi pelajaran berharga. Diabetes bukan hanya soal angka gula darah, tapi tentang bagaimana kita menjaga tubuh dan mengenali sinyal-sinyal kecil yang dikirimkan tubuh setiap hari. Dalam dunia yang serba cepat ini, perhatian terhadap kesehatan sering kali menjadi hal terakhir yang diprioritaskan—hingga semuanya terlambat.