Indonesia Catat Lonjakan Adopsi Kripto 103%, Jadi Pasar Terbesar Kedua di Asia Pasifik
ndonesia mencatat pertumbuhan adopsi kripto sebesar 103% menurut laporan Chainalysis 2025, menempatkannya sebagai pasar terbesar kedua di Asia Pasifik setelah Jepang. Naskah Berita
Indonesia semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu motor pertumbuhan industri aset kripto global. Berdasarkan laporan terbaru Chainalysis bertajuk 2025 Geography of Cryptocurrency Report, Indonesia mencatatkan lonjakan on-chain value received sebesar 103% dalam periode Juli 2024 hingga Juni 2025.
On-chain value received merujuk pada total nilai aset kripto yang tercatat masuk ke dalam jaringan blockchain suatu wilayah, sehingga menjadi indikator utama tingkat adopsi dan aktivitas transaksi riil. Dengan capaian ini, Indonesia menjadi pasar kripto dengan pertumbuhan terbesar kedua di Asia Pasifik (APAC), hanya berada di bawah Jepang yang tumbuh 120%.
Asia Pasifik sendiri kini menjadi kawasan dengan perkembangan kripto tercepat di dunia. Nilai transaksi on-chain bulanan melonjak dari sekitar US$81 miliar pada Juli 2022 menjadi puncaknya US$244 miliar pada Desember 2024. Meski sedikit menurun, hingga pertengahan 2025 volume transaksi tetap stabil di atas US$185 miliar per bulan.
CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menilai pertumbuhan ini selaras dengan kondisi di lapangan, di mana jumlah investor kripto di Indonesia terus meningkat pesat. Aktivitas perdagangan, baik di pasar spot maupun derivatif, juga menunjukkan tren kenaikan konsisten. âCapaian Indonesia yang kini berada di urutan kedua setelah Jepang merupakan prestasi luar biasa. Ini menegaskan pesatnya adopsi kripto di Tanah Air, didukung regulasi yang semakin jelas dan kepercayaan masyarakat terhadap aset digital. Generasi muda menjadi motor penggerak utama ekonomi digital nasional,â ujarnya.
Calvin menambahkan, kinerja Tokocrypto juga mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 10% year-on-year hingga Juli 2025. Menurutnya, tren ini menunjukkan minat masyarakat terhadap aset digital tetap kuat meski pasar global fluktuatif. âKami optimistis tren ini akan berlanjut dengan kondisi makroekonomi yang semakin kondusif. Tokocrypto akan terus menghadirkan inovasi agar masyarakat bisa berinvestasi lebih mudah, aman, dan transparan,â tambahnya.
Pertumbuhan pesat adopsi kripto di Indonesia, lanjut Calvin, didorong oleh beberapa faktor. Demografi generasi muda yang melek digital, regulasi yang semakin matang, hingga kebijakan pemerintah yang memperkuat tata kelola industri menjadi pilar utama. âDukungan regulasi dan inovasi produk membuka akses lebih luas bagi masyarakat. Arah kebijakan pemerintah dan regulator seperti OJK juga memberi kepastian lebih besar, baik dari aspek perlindungan konsumen maupun peluang inovasi,â jelasnya.
Dengan capaian pertumbuhan tiga digit, Indonesia tidak hanya mengikuti tren global, melainkan mulai mengambil peran penting dalam ekosistem kripto kawasan. Bahkan di beberapa periode, volume transaksi kripto di APAC sempat melampaui Amerika Utara, menandai pergeseran pusat gravitasi industri digital global. Momentum ini berpotensi menjadikan Indonesia sebagai hub kripto regional pada paruh kedua 2025 sekaligus memperkuat posisinya dalam ekosistem ekonomi digital dunia.





