Indonesia Masih Menjadi Negara dengan Kasus TBC Tertinggi Kedua di Dunia
Kasus TBC di Indonesia masih tinggi! Negara ini tercatat sebagai penyumbang kasus TBC terbesar kedua di dunia setelah India, dengan lebih dari 1 juta kasus per tahun.

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam upaya eliminasi Tuberkulosis (TBC). Dengan lebih dari 1 juta kasus dan 125.000 kematian setiap tahunnya, TBC menjadi ancaman kesehatan serius masyarakat. Saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua kasus TBC terbanyak di dunia, dengan beberapa provinsi di Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan sebagai penyumbang kasus tertinggi, masing-masing mencatat lebih dari 40.000 kasus.
Hingga Maret 2025, Kementerian Kesehatan mencatat 889.000 kasus TBC, yang merupakan 81% dari target deteksi 2024 sebesar 1.090.000 orang. Dari jumlah tersebut, 90% pasien telah memulai pengobatan. Namun, pencapaian inisiasi pengobatan TBC sensitif obat (SO) masih berada di angka 81%, di bawah target 90%.
Pemerintah Indonesia menargetkan eliminasi TBC pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan penurunan insidensi TBC menjadi 65 kasus per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian sebesar 75%. Saat ini, insidensi TBC di Indonesia tercatat sebesar 388 kasus per 100.000 penduduk, dengan angka kematian 49 per 100.000 penduduk.
Inovasi dan Strategi Penanggulangan
Untuk mempercepat eliminasi TBC, pemerintah telah mengembangkan beberapa strategi, termasuk peningkatan sistem surveilans, penggunaan teknologi diagnostik seperti X-ray dan PCR, serta pengembangan vaksin TBC. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan deteksi 1 juta kasus TBC pada 2025 sebagai bagian dari upaya percepatan eliminasi penyakit ini.
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen serius dalam penanggulangan TBC dengan memperbaiki sistem deteksi dan pelaporan, serta mengembangkan terapi pengobatan dan vaksin TBC. Selain itu, Indonesia aktif berpartisipasi dalam uji klinis vaksin TBC M72/AS01E, yang diharapkan dapat menjadi terobosan dalam penanganan TBC secara global.