Indonesia Masuk Daftar Negara Termurah untuk Digital Nomad, Ini Keuntungan Besarnya
Indonesia resmi masuk daftar negara termurah untuk digital nomad versi riset global 2025. Kondisi ini membuka peluang ekonomi baru dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif, hingga digitalisasi usaha lokal.
Nama Indonesia kembali mencuri perhatian dunia setelah masuk dalam daftar negara termurah bagi digital nomad atau pekerja jarak jauh versi riset global 2025. Laporan dari platform NomadList menempatkan Indonesia di posisi lima besar dunia karena dinilai menawarkan keseimbangan ideal antara biaya hidup, kualitas internet, dan gaya hidup tropis yang menarik bagi pekerja asing.
Beberapa kota seperti Bali, Yogyakarta, dan Bandung menjadi magnet bagi para digital nomad berkat biaya hidup yang relatif murah, akses internet yang stabil, serta komunitas kreatif yang terus berkembang. Di Bali misalnya, seorang pekerja lepas bisa hidup dengan biaya sekitar Rp15â20 juta per bulanâjauh lebih rendah dibandingkan kota besar di Eropa atau Amerika Serikat.
Pakar pariwisata dari Universitas Udayana, Prof. I Gede Suwena, menilai tren ini memberi dampak positif bagi ekonomi lokal. âMasuknya digital nomad mendorong peningkatan devisa, menciptakan permintaan baru pada sektor akomodasi, transportasi, serta ruang kerja bersama,â ujarnya, Selasa (15/10).
Menurutnya, tren ini juga mempercepat digitalisasi sektor pariwisata. âPelaku usaha lokal kini lebih adaptif terhadap teknologi. Banyak yang mulai menyediakan sistem pembayaran digital, mempromosikan produk lewat media sosial, dan berkolaborasi dengan komunitas remote worker,â tambahnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Widiyanti Putri Wardhana menyebut tren digital nomad sebagai peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di peta ekonomi digital dunia.
âKami tengah mematangkan kebijakan visa kerja jarak jauh agar para digital nomad dapat tinggal lebih lama di Indonesia secara legal. Kehadiran mereka bukan hanya membawa devisa, tapi juga memperluas jejaring profesional global,â kata Widiyanti dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (14/10).
Widiyanti juga menegaskan bahwa pemerintah akan mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan destinasi favorit seperti Bali dan Labuan Bajo agar tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga nyaman bagi para pekerja global yang memilih Indonesia sebagai basis kerja jarak jauh.
Dengan status sebagai salah satu negara termurah dan paling ramah bagi digital nomad, Indonesia berpeluang mendapatkan manfaat ganda: peningkatan devisa dan percepatan pertumbuhan ekonomi digital di tingkat lokal.





