Internet Indonesia Masih Lambat di Asia Tenggara
Meski era digital semakin cepat, kecepatan internet Indonesia masih berada di urutan terbawah di Asia Tenggara menurut data Speedtest Global Index Juli 2025.

Di sebuah kafe modern di Jakarta, sekelompok mahasiswa mencoba mengunduh file kuliah berbasis AR sambil menikmati kopi. Bukannya cepat, layar laptop mereka justru menampilkan ikon buffering yang berputar lama. “Sudah dua kali gagal, padahal paket internet kantor lumayan mahal,” keluh Rafi, salah satu mahasiswa itu. Situasi ini sejalan dengan temuan Speedtest Global Index Juli 2025 yang menempatkan Indonesia di posisi ke-8 dari 10 negara Asia Tenggara untuk kecepatan internet mobile, hanya unggul dari Laos.
Kecepatan unduh internet seluler Indonesia saat ini rata-rata berada di angka 42,85 Mbps dengan unggah 15,68 Mbps dan latensi sekitar 22 ms. Di kategori fixed broadband atau internet kabel rumahan, kecepatannya hanya sekitar 38,20 Mbps, menempatkan Indonesia di peringkat ke-9 di kawasan, sedikit lebih baik dari Myanmar, namun jauh di bawah Singapura, Thailand, dan Vietnam. Secara global, kecepatan internet Indonesia berada di posisi ke-118, tertinggal jauh dari rata-rata dunia yang mencapai lebih dari 100 Mbps.
Fenomena ini bukan hal baru. Pada pertengahan 2025, laporan serupa menunjukkan kecepatan mobile sekitar 41 Mbps dan fixed broadband sekitar 36 Mbps. Bahkan di awal 2024, Indonesia mencatat kecepatan mobile hanya 28 Mbps, menandakan perbaikan yang sangat lambat dibandingkan negara tetangga. Ketimpangan ini tidak hanya terasa di kota kecil atau pedesaan, tetapi juga di pusat bisnis dan area perkotaan yang seharusnya memiliki infrastruktur lebih baik.
Para ahli menilai ada beberapa faktor utama yang membuat kecepatan internet Indonesia tertinggal. Wilayah geografis yang luas dengan ribuan pulau membuat distribusi jaringan fiber optic tidak merata. Ditambah lagi, kepadatan pengguna dan ketergantungan pada jalur internasional membebani kapasitas jaringan nasional. Meskipun pemerintah dan operator telekomunikasi telah menggencarkan pembangunan jaringan 5G dan memanfaatkan satelit orbit rendah, perbaikan kecepatan internet berjalan lebih lambat dibanding kebutuhan pengguna yang terus meningkat.
Dengan makin banyaknya aktivitas digital, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan yang bergantung pada internet cepat, tuntutan masyarakat terhadap koneksi yang stabil dan andal semakin besar. Harapan tetap ada, terutama dengan rencana ekspansi jaringan fiber optic nasional, perluasan 5G, dan masuknya teknologi satelit generasi terbaru. Namun, hingga kini, kecepatan internet di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar yang menuntut solusi cepat dan nyata.