Safe and SecureUpdate News

Jakarta Masuk 20 Besar Transportasi Umum Terbaik Dunia, Tapi PR Masih Menumpuk

Jakarta menduduki peringkat ke-17 dalam daftar 19 kota dengan transportasi umum terbaik dunia versi TimeOut, meski realitasnya menunjukkan banyak warga masih memilih kendaraan pribadi dan kemacetan tetap menjadi PR besar.

Jakarta berhasil menorehkan prestasi baru dengan masuk peringkat ke-17 dalam daftar kota dengan transportasi umum terbaik dunia versi Time Out 2025, meski kemacetan dan rendahnya minat warga untuk naik angkutan publik masih jadi pekerjaan rumah besar.

Survei ini melibatkan lebih dari 18.500 responden dari 50 kota dunia. Penilaian dilakukan berdasarkan seberapa banyak warga yang merasa transportasi umum di kotanya sudah “baik” hingga “luar biasa”. Menariknya, tahun ini daftar tersebut banyak dikuasai kota-kota Asia, sementara beberapa kota besar dengan jaringan transportasi ikonik seperti New York dan Istanbul justru tidak masuk radar.

Di Asia Tenggara, Jakarta memang masih di bawah Singapura, tapi posisinya lebih baik dibanding Kuala Lumpur, Manila, dan Bangkok. Sebuah sinyal bahwa upaya integrasi TransJakarta, MRT, LRT, KRL, hingga angkutan pengumpan mulai membuahkan hasil.

Daftar lengkap 19 kota terbaik versi Time Out adalah: Hong Kong (1), Shanghai (2), Beijing (3), Abu Dhabi (4), Taipei (5), London (6), Wina (7), Seoul (8), Mumbai (9), Doha (10), Delhi (11), Singapura (12), Zürich (13), Brighton (14), Edinburgh (15), Oslo (16), Jakarta (17), Warsawa (18), dan Tallinn (19).

Bagi Jakarta, skor kepuasan warga mencapai sekitar 79 persen, cukup tinggi untuk ukuran kota megapolitan dengan populasi lebih dari 10 juta orang. Namun, di balik angka itu, tantangan nyata masih membayangi. Kemacetan masih menjadi momok harian dan angka pengguna transportasi umum belum sebanyak yang diharapkan. Indeks kemacetan global terbaru bahkan menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota paling padat di dunia.

Read More  Harga Bitcoin Tertekan Imbas Perang Dagang AS–China, Investor Beralih ke Aset Aman

Metodologi Time Out sendiri lebih menekankan pada pengalaman dan kepuasan pengguna, bukan sekadar ukuran teknis seperti tarif atau kapasitas. Itu sebabnya kota-kota yang berhasil masuk daftar umumnya menawarkan kombinasi kenyamanan, konektivitas, dan kemudahan akses. Jakarta memang sudah menuju ke arah sana, tetapi masih butuh percepatan dalam hal layanan, manajemen penumpang, dan budaya masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Prestasi ini bisa menjadi momentum sekaligus alarm. Jakarta sudah diperhitungkan dunia, tapi tanpa perbaikan serius, transportasi umum ibu kota bisa kehilangan daya saingnya.

Back to top button