FintalkUpdate News

Jangan Biarkan Uang Mengendap, Begini Cara Kelola Tabungan agar Nilainya Tidak Tergerus

Menyimpan uang terlalu lama di rekening tanpa pengelolaan yang tepat bisa membuat nilainya tergerus inflasi dan peluang investasi terlewatkan.

Di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan, Rina (32) menceritakan kebiasaannya menabung hampir seluruh penghasilan bulanannya ke rekening tabungan. Ia merasa aman karena bisa mengakses uang kapan saja. Namun, rasa aman itu berubah menjadi penyesalan ketika ia sadar nilai uangnya tidak banyak berkembang bahkan tergerus inflasi. “Dulu saya kira menabung di rekening biasa sudah cukup. Tapi sekarang saya tahu, uang yang diam itu nilainya justru berkurang,” ujarnya.

Fenomena ini tidak hanya dialami Rina. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia masih menjadikan tabungan bank sebagai satu-satunya instrumen menyimpan dana. Padahal, inflasi tahunan yang rata-rata berada di angka 3% hingga 5% perlahan menggerus daya beli uang yang mengendap terlalu lama di rekening.

Pengamat keuangan dari Universitas Indonesia, Aviliani, menjelaskan bahwa menimbun uang di rekening bukan strategi keuangan jangka panjang yang bijak. “Uang yang tidak dialokasikan untuk investasi atau instrumen lain ibarat air yang tergenang, lama-lama akan menguap. Inflasi membuat nilainya turun, sementara peluang untuk berkembang terlewatkan,” ujarnya.

Menurutnya, pengelolaan keuangan yang bijak sebaiknya dimulai dari memahami kebutuhan dan tujuan keuangan pribadi. Dana darurat memang perlu disimpan dalam rekening tabungan untuk kebutuhan mendesak, tetapi selebihnya sebaiknya dialihkan ke instrumen yang bisa memberikan imbal hasil, seperti deposito, reksa dana, emas, atau bahkan saham untuk jangka panjang.

CNBC Indonesia mencatat, tren penggunaan instrumen investasi digital semakin meningkat di kalangan generasi muda. Aplikasi keuangan yang semakin user-friendly membuat proses investasi menjadi lebih mudah dan transparan. “Anak-anak muda sekarang mulai sadar kalau uang harus bekerja. Mereka sudah tidak mau uangnya diam begitu saja,” kata Aviliani.

Read More  MG Hadirkan Lini SUV Lengkap di GIIAS 2025, Dari Bensin, Hybrid hingga Listrik

Namun, masyarakat juga diimbau untuk memahami profil risiko masing-masing. Tidak semua instrumen investasi cocok untuk semua orang. Prinsip diversifikasi atau menyebar investasi ke beberapa instrumen berbeda tetap menjadi kunci agar risiko kerugian bisa diminimalisir.

Dengan pengelolaan yang tepat, uang bukan hanya aman, tetapi juga bisa bertumbuh dan membantu mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau persiapan pensiun. “Kuncinya adalah disiplin dan edukasi. Jangan sampai kita bekerja keras mencari uang, tetapi membiarkan nilainya menyusut begitu saja,” tutup Aviliani.

Back to top button