Jungkook BTS Akui Alami ADHD, Ini yang Perlu Diketahui Tentang Gangguan Ini
Pengakuan Jungkook BTS soal ADHD dewasa membuka mata publik tentang gangguan yang sering disalahpahami dan dampaknya bagi kehidupan penderitanya.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan yang membuat seseorang kesulitan mengatur fokus, mengendalikan impuls, dan mengelola emosi. Selama ini, ADHD identik dengan anak-anak yang tidak bisa diam atau sulit berkonsentrasi di sekolah. Padahal, kenyataannya banyak orang dewasa yang juga hidup dengan kondisi ini, termasuk Jungkook, anggota grup K-pop terbesar di dunia, BTS.
Dalam siaran langsung di platform Weverse pada 29 Agustus 2025, Jungkook dengan jujur mengungkap kondisinya. “I have adult ADHD. I keep moving like this,” ucapnya saat ada penggemar yang meminta ia berhenti bergerak selama siaran. Pengakuan singkat itu langsung menjadi pembicaraan global. Banyak penggemar merasa terhubung dengan ceritanya, bahkan ada yang mengaku lebih berani untuk membicarakan pengalaman serupa. Dukungan pun mengalir deras di media sosial, membanjiri Jungkook dengan pesan cinta dan apresiasi.
Secara medis, ADHD bukan kondisi ringan. Gangguan ini dapat memengaruhi produktivitas, hubungan sosial, bahkan kesehatan mental jika tidak ditangani dengan baik. Studi terbaru menunjukkan penderita ADHD memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, kecemasan, hingga penyalahgunaan zat. Penelitian lain juga menemukan bahwa penderita ADHD memiliki harapan hidup lebih pendek hampir tujuh tahun pada pria dan delapan tahun pada wanita, terutama karena komplikasi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan masalah jantung.
Meski begitu, ADHD bukan berarti akhir segalanya. Dengan penanganan yang tepat—mulai dari konseling, terapi perilaku kognitif, pengaturan pola hidup, hingga penggunaan obat—gejala ADHD dapat dikendalikan, dan penderitanya tetap bisa berprestasi. Kisah Jungkook menjadi bukti bahwa ADHD bukan penghalang untuk berkarya dan bersinar di panggung dunia.
Keberanian Jungkook untuk terbuka soal kondisinya dinilai banyak pihak sebagai langkah penting dalam menghapus stigma seputar ADHD. Keterbukaan figur publik dapat mendorong kesadaran lebih luas, membuat banyak orang memahami bahwa ADHD bukan kelemahan, melainkan kondisi yang membutuhkan dukungan dan empati. Percakapan publik yang tercipta dari pengakuan ini menjadi momentum untuk mengajak masyarakat lebih peduli pada isu kesehatan mental.
ADHD bukan sekadar tentang sulit fokus atau tidak bisa diam. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesadaran, dukungan keluarga, dan penanganan profesional yang konsisten. Pengakuan Jungkook bukan hanya cerita hiburan, tetapi juga pengingat bahwa siapa pun bisa hidup berdampingan dengan ADHD dan tetap mengejar mimpi.