Kasus Kanker Terus Melonjak, Menkes Dorong Skrining Gratis
Jumlah kasus kanker di Indonesia terus meroket—lebih dari 408 ribu kasus baru per tahun—dan biaya klaim BPJS Kesehatan untuk penyakit mematikan ini sudah tembus hampir Rp 6 triliun. Pemerintah menyiapkan skrining gratis di 514 kabupaten/kota demi menekan angka kematian.

Penyakit kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (Globocan), Indonesia mencatat setiap tahunnya lebih dari 408.000 kasus baru kanker dan 242.000 kematian akibat kanker. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah setiap tahun seiring meningkatnya gaya hidup tidak sehat, minimnya skrining, dan keterlambatan deteksi dini.
Tak hanya menjadi ancaman kesehatan, kanker juga membebani sistem pembiayaan kesehatan nasional. BPJS Kesehatan melaporkan bahwa sepanjang tahun 2023, kanker menjadi penyakit katastropik dengan klaim terbesar kedua, yakni mencapai Rp 5,97 triliun, setelah penyakit jantung. Jumlah ini berasal dari 3,86 juta kasus layanan yang tersebar di berbagai rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia.
“Kasus kanker makin banyak terdeteksi karena pemeriksaan sekarang makin canggih. Tapi di sisi lain, ini juga menunjukkan bahwa pencegahan kita masih lemah,” ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers awal Mei 2025 di Jakarta.
Untuk menekan angka kematian dan beban biaya pengobatan, Kementerian Kesehatan akan menggelar skrining kanker secara nasional mulai Januari 2025. Program ini akan tersedia gratis di seluruh Puskesmas dan rumah sakit daerah. Fokus skrining awal ditujukan untuk kanker serviks, kanker payudara, kanker prostat, serta pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi leukemia.
“Mulai tahun depan, masyarakat bisa cek kanker secara gratis di 514 kabupaten/kota. Kita ingin deteksi dilakukan sejak dini, jangan nunggu sudah stadium lanjut baru datang ke rumah sakit,” kata Budi.
Tak hanya itu, pemerintah juga tengah mempersiapkan penyebaran alat diagnostik modern seperti mammografi keliling dan hematology analyzer ke berbagai daerah. Menkes menyebut, deteksi dini kanker dapat menekan potensi biaya pengobatan hingga lebih dari 70 persen, sekaligus memperbesar peluang kesembuhan pasien.
Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, program skrining gratis ini adalah langkah krusial. “Pencegahan jauh lebih murah daripada mengobati. Jika kanker bisa ditemukan sejak dini, tidak hanya angka kematian yang menurun, beban keuangan BPJS juga bisa ditekan,” ujarnya.
Sebagai upaya jangka panjang, pemerintah juga merancang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Kanker Anak 2025–2029, yang akan memperkuat layanan onkologi pediatrik di RS Kanker Dharmais dan jejaring rumah sakit provinsi. Fokusnya adalah pada pengobatan terintegrasi, dukungan psikososial, serta edukasi keluarga pasien.
Program skrining ini akan tersedia di seluruh Puskesmas dan rumah sakit pemerintah, dengan dukungan teknologi diagnostik modern seperti mammografi dan tes HPV DNA. Pemerintah juga akan memperkuat layanan onkologi di rumah sakit rujukan untuk memastikan penanganan yang optimal bagi pasien kanker.
Selain itu, pemerintah mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat sebagai langkah pencegahan kanker. Pola makan seimbang, aktivitas fisik rutin, tidak merokok, dan menghindari konsumsi alkohol adalah beberapa langkah yang dapat mengurangi risiko kanker hingga 50%.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka kejadian dan kematian akibat kanker di Indonesia dapat ditekan, serta beban ekonomi yang ditimbulkan dapat diminimalkan.