FintalkUpdate News

Literasi Pasar Modal di Indonesia Masih Rendah, Begini Cara Mengejarnya

Tingkat literasi pasar modal di Indonesia masih tertinggal dibanding negara tetangga, padahal pemahaman investasi menjadi kunci penting dalam memperkuat ekonomi masyarakat.

Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Namun, hingga kini tingkat literasi masyarakat Indonesia di bidang pasar modal masih tergolong rendah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2024, indeks literasi pasar modal Indonesia baru mencapai 5,19 persen, meski meningkat dari 4,96 persen pada 2022.

Angka tersebut masih jauh di bawah tingkat literasi keuangan secara umum yang sudah mencapai 42,2 persen, dan lebih tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (66 persen), Singapura (70 persen), atau Thailand (60 persen).

Menurut Direktur Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Hasan Fawzi, rendahnya literasi pasar modal di Indonesia disebabkan oleh minimnya pemahaman masyarakat tentang produk investasi yang aman dan legal. “Masih banyak masyarakat yang takut berinvestasi di pasar modal karena dianggap rumit dan berisiko tinggi, padahal risikonya bisa dikendalikan jika memahami dasarnya,” ujar Hasan, Kamis (9/10).

Di sisi lain, negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang telah memiliki literasi pasar modal yang tinggi. Di AS, sekitar 60 persen populasi sudah berinvestasi di pasar saham atau reksa dana. Bahkan, investasi pasar modal sudah menjadi bagian dari pendidikan dasar keuangan keluarga dan kurikulum sekolah.

OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) pun terus berupaya memperluas edukasi investasi lewat berbagai program seperti Yuk Nabung Saham, Sekolah Pasar Modal, serta peluncuran platform edukasi digital yang lebih ramah untuk generasi muda.

Read More  Konsumsi Daging Kambing Saat Idul Adha, Ini Kelompok yang Harus Berhati-hati

“Gen Z dan milenial sebenarnya punya potensi besar menjadi investor pasar modal. Mereka lebih akrab dengan teknologi dan informasi digital. Tantangannya adalah bagaimana kita menyajikan edukasi yang menarik, mudah dipahami, dan relevan dengan gaya hidup mereka,” tambah Hasan.

Selain itu, kolaborasi dengan perguruan tinggi, komunitas keuangan, dan influencer edukatif dinilai mampu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya investasi legal di pasar modal. Literasi yang baik tidak hanya membantu masyarakat mengembangkan aset pribadi, tetapi juga memperkuat basis investor domestik yang berperan penting dalam stabilitas ekonomi nasional.

“Semakin tinggi literasi pasar modal, semakin sehat pula ekonomi kita. Masyarakat tidak lagi mudah tergiur investasi bodong, dan uang mereka bisa bekerja untuk masa depan,” tutup Hasan.

Back to top button