Main di Luar Ruangan Bisa Cegah Mata Minus pada Anak
Waktu bermain anak di luar ruangan ternyata berperan penting dalam mencegah peningkatan kasus mata minus atau miopia pada usia sekolah.
Di tengah meningkatnya kasus anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan akibat terlalu lama menatap layar gadget, para ahli mengingatkan pentingnya aktivitas luar ruangan untuk menjaga kesehatan mata. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bermain di bawah sinar matahari selama dua jam sehari dapat membantu mencegah risiko rabun jauh atau miopia (mata minus) pada anak.
Dokter spesialis mata anak, dr. Rizka Amalia, SpM(K) dari RS Mata Cicendo Bandung menjelaskan, paparan cahaya alami berperan penting dalam pertumbuhan bola mata. âKetika anak lebih sering beraktivitas di luar ruangan, mata mereka lebih banyak menerima cahaya alami yang membantu mengatur pertumbuhan bola mata agar tetap normal. Inilah yang membuat risiko mata minus bisa ditekan,â katanya.
Menurut World Health Organization (WHO), kasus miopia pada anak meningkat pesat di seluruh dunia, terutama di Asia. Bahkan diperkirakan pada tahun 2050, setengah dari populasi dunia akan mengalami rabun jauh jika gaya hidup digital tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dan paparan sinar matahari.
Di Indonesia, fenomena ini juga terlihat di berbagai sekolah dasar di kota besar. Banyak anak yang mulai memakai kacamata sejak usia di bawah 10 tahun akibat terlalu lama menggunakan gawai, menonton televisi, atau belajar dalam pencahayaan yang kurang baik.
âAnak-anak sekarang banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan â main game, menonton, atau belajar online. Padahal, cukup dengan membiarkan mereka bermain di taman, bersepeda, atau olahraga ringan di luar selama 1â2 jam sehari, bisa memberi dampak besar bagi kesehatan mata,â tambah dr. Rizka.
Selain aktivitas luar ruangan, orang tua juga disarankan menerapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit menatap layar, anak perlu istirahat dengan melihat objek jauh sekitar 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Cara sederhana ini bisa mengurangi ketegangan otot mata akibat penggunaan gawai berlebihan.
Ahli kesehatan anak dari Universitas Indonesia, dr. Niken Pratiwi, SpA, juga menekankan pentingnya kerja sama antara orang tua dan sekolah. âSekolah bisa menambah jam bermain di luar ruangan, sementara orang tua di rumah bisa mengurangi waktu layar dan mendorong anak ikut aktivitas fisik yang menyenangkan seperti bersepeda, bermain bola, atau berkebun,â ujarnya.
Aktivitas di luar ruangan bukan hanya baik untuk mata, tapi juga meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi stres, dan mendukung perkembangan sosial anak. Dengan rutinitas yang seimbang antara belajar, bermain, dan bergerak di alam terbuka, anak-anak berpeluang tumbuh lebih sehat secara fisik maupun mental.





